..

Selasa, 25 Februari 2014

Agama dalam Pemilu



Manusia mempunyai suatu sifat yang sulit dihilangkan dari kepribadiannya, karena sudah membudaya dan mendarah daging secara turun temurun. Selalu mendukung sesuatu yang merasa sama dengan dia, padahal pilihan dukungannya itu adalah tidak lebih baik dari pada yang lain. Kasus ini sering terlihat pada kehidupan sosial saat pemilihan suatu kedudukan tertentu. Rasa ikatan adanya persamaan yang dianggap lebih baik dijadikan pilihan untuk mencapai sesuatu.

Pemilihan Umum atau yang biasa kita kenal dengan Pemilu merupakan suatu wadah yang membuktikan adanya pilihan atas dasar persamaan yang digunakan untuk mencapai hasrat pribadi bukan untuk tujuan umum. Masyarakat masih cenderung mengutamakan persamaan keyakinan/kepercayaan untuk membuat suatu pilihan. Tujuan akhir dilakukannyaa pemilihan menjadi terpinggirkan karena timbulnya rasa egois dan tidak peduli.

Indonesia yang kaya akan beragam agama, budaya, bahasa dan yang lainnya menjadi faktor utama terjadinya pemilihan berdasarkan adanya kesamaan. Kegiatan Pemilu yang dilakukan untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat yang berpihak kepada rakyat dan berani mengambil resiko demi tercapainya cita-cita bangsa, menjadi tujuan kedua bagi sebagian masyarakat. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan diantara yang akan dipilih dan pemilih yaitu agama. Adanya persamaan agama menjadi pilihan utama baginya.

Perbedaan agama dijadikan alasan utama untuk menyingkirkan tujuan Pemilu, sehingga hasil akhir dari pemilu menjadikan kekecewaan bagi banyak masyarakat karena tidak sesuai dengan harapan awal. Seseorang calon yang akan dipilih yang sebenarnya bisa menjadi jalan dan berpihak bagi masyarakat, tidak terpilih karena adanya perbedaan agama diantara yang dipilih dengan pemilih. Sangat disayangkan ketika hal ini masih terjadi di Indonesia khususnya untuk Pemilu tahun ini (2014).

Perbedaan agama seharusnya bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan khususnya dalam Pemilu. ketika kita suda meyakinkan seseorang menjadi wakil kita dalam pemerintahan walaupun dia berbeda agama, merupakan langkah yang tepat dibandingkan dengan ketika kita memilih orang yang sama dengan agama kita tetapi kita tidak mempercayainya sebagai wakil kita. Keterpaksaan memilih sesuatu yang sebenarnya bukan pilihan kita hanya karena perbedaan agama akan menimbulkan suatu keadaan yang tidak diharapkan. Sangat disayangkan ketika apa yang kita harapkan kepada sesorang yang menjadi pilihan kita tidak sesuai. 

Indahnya kebersamaan diantara umat yang berbeda agama memang sangat sulit diciptakan dalam kepribadian ketika bersosialisasi dengan umat lain sudah dianggap tabu dan tidak terlalu penting. Kejadian seperti ini sering terjadi dalam suatu wilayah yang mempunyai masyarakat yang agamanya mayoritas. Menjalin hubungan dengan agama minoritas dianggap tidak terlalu penting karena merasa tidak mempunyai manfaat yang nyata.

Kerukunan antar umat beragama adalah awal untuk menghilangkan sifat yang sudah mendarah daging bagi sebagian masyarakat. Jika diantara agama yang berbeda saling hidup rukun, maka kondisi seperti ini tidak akan terjadi dan masyarakat bisa menikmati hasil Pemilu dengan baik. Pilihan dengan menggunakan rasa adanya persamaan antara pemilih dan yang akan dipilih menjadi hal yang dikesampingkan karena adanya hidup rukun. Hidup rukun adalah awal terciptanya kepercayaan antara satu dengan yang lain dan akan membawakan kedamaian diantaranya.

Semua agama di mata Tuhan adalah sama, hanya manusia yang membeda-bedakannya. Indonesia akan lebih maju apabila masyarakat menyadari pentingnya menjaga keharmonisan diantara umat beragama. Memilih pemimpin haruslah lebih cermat dan teliti, jika memang orang yang akan dipilih adalah mereka yang bukan satu kepercayaan dengan kita tetapi bisa memberikan yang terbaik kepada kita, tidak ada salahnya itu yang menjadi pilihan kita. Jangan memaksakan sesuatu jika itu bukanlah yang kita inginkan. Hilangkanlah sifat yang telah tertanam secara turun temurun itu. Mari satukan suara demi kepentingan bangsa, siapa yang terbaik itulah yang akan kita pilih walaupun dia berbeda agama dengan kita.

Beasiswa Data Print

Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun ketiga. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 dan 2012, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.
Di tahun 2013 sebanyak 500 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.
Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik kolom PENDAFTARAN pada web ini!

Pendaftaran periode 1 : 7 Februari – 30 Juni 2014
Pengumuman                : 10 Juli 2014

Pendaftaran periode 2   : 1 Juli – 31 Desember 2014
Pengumuman                : 12 Januari 2015

PERIODE
JUMLAH PENERIMA BEASISWA
@ Rp 1.000.000 @ Rp 500.000 @ Rp 250.000
Periode 1
50 orang
50 orang
250 orang
Periode 2
50 orang
50 orang
250 orang