..

Selasa, 08 Juli 2014

Presiden (Kita) Indonesia


Pemilihan presiden Indonesia 2014 sangat menegangkan karena kandidat calon presiden dan wakilnya hanya 2 pasang. Berdasarkan penjelasan KPU kemungkinan besar pemungutan suara untuk pemilihan presiden hanya dilakukan 1 putaran. Berita ini memang menguntungkan bagi negara karena semakin banyak proses pemungutan suara, maka semakin banyak biaya yang dibutuhkan untuk pemilihan presiden. Pesta demokrasi untuk penentuan arah Indonesia untuk lima tahun ke depan pada tanggal 9 Juli ini merupakan waktu yang sangat ditunggu-tunggu bagi masyarakat Indonesia terkhusus bagi kedua calon pasangan capres dan cawapres.
Indonesia yang sudah merdeka hampir 69 tahun sangat membutuhkan pemimpin yang berintegritas tinggi, bertanggung jawab, dekat kepada masyarakat, tegas dalam memimpin, mengutamakan pluralisme dan sebagainya. Indonesia harus berkaca selama 69 tahun sudah merdeka, Indonesia seharusnya sudah bisa disebut negara maju. Wilayah yang luas, sumber daya alam yang sangat banyak, dan sumber daya manusia yang luar biasa dan berpotensi tinggi seharusnya menjadi pondasi yang kuat untuk mengalahkan negara lain untuk maju dan membawa rakyat ke cita-cita Indonesia yaitu hidup sejahtera dan makmur. Tetapi pada kenyataannya, ternyata Indonesia masih jauh dari harapan bangsa, masih banyak masyarakat yang hidup melarat, kekayaan negara dikuasai oleh bangsa asing sehingga masyarakat semakin tersingkir dari negara lain. Hal ini sangat ditakutkan karena Indonesia akan ikut dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Pemimpin Indonesia haruslah yang berasal dari rakyat, karena pemimpin yang berasal dari rakyat akan lebih mengerti mengenai kehidupan rakyat khususnya rakyat kecil yang selama ini disebut sebagai sampah negara bagi mereka yang tidak mempunyai hati nurani dalam kepemimpinan. Pemimpin dari rakyat akan mengutamakan kepentingan rakyat, dan memperjuangkan hidupnya hanya untuk rakyat karena sadar bahwa tanpa rakyat dia bukanlah siapa-siapa. Pemimpin Indonesia haruslah bersih dari segala tindakan kriminal dan kasus-kasus yang telah merugikan negara. Dengan adanya pemimpin yang bersih, maka negara ini juga akan bersih dipimpinnya dari segala tindakan-tindakan yang telah merugikan bangsa dan negara.
Sosok yang paling tepat menjadi presiden Indonesia adalah Ir. H. Joko Widodo dengan calon wakilnya Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla. Kedua kandidat ini merupakan sosok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia untuk memimpin negara ini agar lebih baik dari sebelumnya. Jejak rekam seorang Jokowi sangatlah luar biasa, mulai dari menjadi Wali Kota Solo sampai menjadi Gubernur DKI Jakarta yang merupakan pusat dari segalanya di Indonesia. Sadar atau tidak banyak yang beranggapan bahwa Jokowi bukan lah seorang pemimpin yang sangat diperlukan bangsa, tetapi perlu kita garis bawahi bahwa tidak mungkin Jokowi terpilih menjadi Gubernur DKI periode 2012-2017 dengan 5 pasang lawannya yang menjadi calon gubernur dan wakil gubernur.
Semasa kampanye, banyak dilontarkan kepada calon presiden no urut 2 ini. Mulai dari isu capres boneka, isu keturunan Tionghoa dan agama Kristen, isu buku nikah palsu serta yang lainnya. Bagi sebagian masyarakat terkhusus bagi saya black campaign ini tidak mempengaruhi kepercayaan saya kepada Jokowi untuk menjadi orang no 1 di Indonesia, Jokowi memang pantas menjadi presiden Indonesia yang ke 7 untuk membawa Indonesia menjadi negara yang hebat seperti slogannya “Indonesia Hebat”. Jokowi juga akan melakukan revolusi mental yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia agar bisa bersaing dengan bangsa lain dan bisa menguasai negaranya sendiri serta menarik harta kekayaan Indonesia dari bangsa lain.
Masyarakat Indonesia mempunyai keyakinan besar bagi Jokowi menjadi presiden Indonesia 2012-2017 disebabkan juga karena kerendahan hatinya, ketulusan hatinya serta kejujuran dalam bekerja. Selain itu, sifat lain yang sangat dibanggakan dan disukai oleh masyarakat terhadap capres no urut 2 ini yaitu sederhana dalam tingkah dan berbicara, tidak pendendam walaupun banyak black campaign dilontarkan kepadanya, pekerja keras sehingga bisa membangun kota Solo dan DKI Jakarta, komunikatif selalu mengutamakan dialog dan negoisasi kepada masyarakat serta tidak mengutamakan haknya, berpikiran taktis dan sosialis, serta selalu berlandasakan Bhineka Tunggal Ika.
Sangat disayangkan apabila calon presiden yang baik dan selalu dekat dengan masyarakat ini tidak memimpin bangsa Indonesia, maka kemungkinan besar Indonesia akan tetap jalan ditempat dan bahkan mungkin semakin menurun sehingga kemakmuran rakyat sebagai cita-cita bangsa tidak akan tercapai. Menjadi seorang pemimpin sangatlah sulit apalagi menjadi teladan bagi masyarakat seperti yang ada pada diri sosok Jokowi. Jokowi merupakan sosok yang paling tepat memimpin bangsa ini.
Indonesia bukanlah wilayah yang sempit, tetapi luas dan sangat luas baik daratan dan lautannya. Berbagai program telah direncanakan oleh capres dan cawapres no urut 2 ini untuk pembangunan bangsa dan selalu berlandaskan pancasila dan kebinekaan. Di Indonesia memang sangat banyak pemimpin seperti sosok bung Jokowi, tetapi pada saat ini Jokowilah yang paling didambakan oleh masyarakat, karena itu sangat tepat jika Jokowi menjadi presiden Indonesia.
Jokowi bukanlah capres boneka seperti yang dilontarkan berbagai kaum yang tidak sepaham dan sependapat dengan Jokowi. Jokowi beragama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha atau Konghucu bukanlah permasalahan yang perlu diperdebatkan karena keenam agama tersebut adalah sah di mata hukum negara, hanya orang-orang yang sirik saja yang membuat black campaign seperti ini. Black campaign yang datang kepada Jokowi hanyalah wacana tanpa fakta dan bukti nyata. Saya pribadi sangat bangga jika Indonesia dipimpin oleh Jokowi dan wakilnya Jusuf Kalla. Indonesia akan hebat di tangan orang hebat dan akan menjadi teladan bagi negara lain dengan dipimpin oleh sosok pemimpin yang telah lama menjadi teladan bagi masyarakat. Salam 2 jari, jangan lupa pilih Jokowi pada 9 Juli mendatang. Cita-cita bangsa memang harus tetap no 1, tetapi presiden Indonesia adalah no 2. Indonesia Hebat!!!

Selasa, 01 Juli 2014

Persaingan Akal Sehat

 
Kampanye merupakan salah satu ajang promosi untuk dikenal dan untuk menarik perhatian masyarakat. Ketertarikan masyarakat terhadap sesorang yang berkampanye dilihat dari kualitas dan caranya. Kampanye yang baik bukan menghujat lawan atau saingannya tetapi memberikan keyakinan terhadap visi-misi yang akan dilakukan.
Mencapai kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan seperti presiden mengharuskan berkampanye yang bisa meyakinkan masyarakat agar diminati dan dipilih. Kerap kali banyak yang menyalahgunakan ajang penarikan perhatian ini, segala sesuatu dilakukan agar masyarakat tertarik dan membenci lawan walaupun yang dilakukannya itu adalah salah. Memfitnah, menghujat lawan atau lebih dikenal black campaign merupakan jalan satu-satunya bagi pelaku kampanye ketika menganggap dirinya sudah kalah dibandingkan lawannya.
Kampanye yang baik adalah kampanye dengan menggunakan akal sehat dan pikiran yang jernih. Ketika seseorang berkampanye dengan tidak akal sehat, sangat sulit menjadi seorang pemimpin  apalagi menjadi presiden karena orang tersebut merupakan orang yang haus akan kekuasaan bukan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Menggapai sesuatu harus dengan cerdas dan cermat serta pintar memanfaatkan waktu agar ketertarikan masyarakat semakin besar.
Menjadi seorang presiden dengan kampanye yang cerdas merupakan peluang yang paling besar. Masyarakat akan jeli terhadap cara seseorang menarik perhatian, karena cara dan tindakan berkampanye merupakan jalan kesuksesan meraih tujuan. Cerdas dalam memetakan masyarakat, mendekatkan diri langsung kepada masyarakat dan tidak menciptakan black campaign merupakan salah satu berkampanye dengan persaingan akal sehat.
Masyarakat akan lebih tertarik ketika sesorang pada saat berkampanye lebih fokus terhadap visi-misinya menjadi seorang pemimpin. Kedekatan dan komunikasi terhadap masyarakat serta ketegasan merupakan daya tarik bagi masyarakat.
Saat yang tepat bagi calon presiden Indonesia pada saat ini untuk memanfaatkan kampanye dengan cerdas dan cermat bukan menciptakan black campaign. Cita-cita Negara ada di tangan mereka, ketika pada saat berkampanye tidak menggunakan akal sehat, maka untuk memimpin negara ini akan jauh panggang dari api.