..

Minggu, 22 November 2015

Anniversary




22 November 2012 silam sekitar setengah 4 sore cerita ini bermula. Disaat itu mungkin hari bersejarah bagi saya pribadi karena menentukan perjalanan cinta saya hingga saat ini. Awal mula cerita ini sebenaranya adalah November 2010, tapi rentang waktu Desember 2010 hingga November 2012 membawa saya ke dalam berbagai perasaan tak karuan yang biasa disebut dengan "galau".

Yang saya tuliskan disini hanyalah permulaan di November 2012. Sungguh saya tidak menduga kalau hal ini akan bisa saya rasakan jika mengingat 2 tahun sebelumnya. Bahagia CINTA, inilah yang saya rasakan sejak November 2012 hingga saat ini tepat 3 tahun kebahagiaan ini semakin menjadi saja. Dibalik kebahagiaan yang saya rasakan selama 3 tahun ini memang banyak juga dukanya, tetapi dukanya cepat beralih menjadi suka disebabkan "dia" yang selalu ada disamping saya, menopang saya, menghibur dan mengingatkan saya ketika suatu perbuatan dan perkataan saya menyakitkan bagi dia.

Cinta memang mengalahkan segalanya, dan itu sudah saya rasakan sendiri. Cinta yang begitu besar hingga apapun yang terjadi diantara kami bisa cepat diatasi dengan mengandalkan perasaan hati kami.

Sungguh saya bersyukur tepat hari ini 3 tahun lamanya saya bisa merasakan kebahagiaan cinta bersama dia "Melfa Fitriani Sitopu". Tidak terasa memang waktu yang telah kami jalani bersama, serasa cepat berlalu. Banyak kenangan indah yang kami ciptakan dan banyak pelajaran berharga juga yang kami dapatkan dalam hubungan kami ini.

Memperjuangkan cinta itu memang susah dan sangat susah, tetapi modal utamanya adalah hati yang tulus dan pengertian terhadap orang yang kita sayangi. Segala masalah apapun jika hati kita tulus terhadap orang lain, masalah itu akan semakin kecil dan hilang.

Dalam hubungan kami, kami berprinsip "jangan sampai terbit matahari". Masalah hari ini cukup hari ini saja, jangan sampai dibawa untuk besok hari. Perlu pengendalian terhadap emosi jika menghadapi suatu masalah, buang jauh-jauh ego masing-masing agar prinsip ini bisa dilakukan.

Suka cita saya hari ini meningkatkan semangat saya. Banyak rencana yang telah kami buat untuk masa depan dan kelanjutan hubungan kami ini. Rasa bangga yang begitu besar yang saya rasakan ketika hari ini kami bisa mempertahankan hubungan kami.

Dibalik semua kebahagiaan cinta kami memang tidak lepas dari segala Karunia-Nya. Dia yang telah mempersatukan kami dalam hubungan ini dan kami berharap juga dia yang akan menjadi saksi hubungan kami ketika kami nanti menghadap di Rumah-Nya.

Bangga dan sangat bangga mempunyai sesosok kekasih seperti dia. Terkadang saya berpikir, begitu indahnya jalan hidup cinta saya yang diberikan oleh Dia. Begitu cerianya hati saya ketika dia bisa menerima saya apa adanya, bukan ada apanya. Luar biasa sungguh luar biasa Karunia ini bagi saya. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan seindah ini perjalanan cinta saya.

Rasa syukur yang sangat dalam bagi Dia kami ungkapkan hari ini diperayaan ulang tahun ke-3 hubungan kami. Hari ini rasa bahagia itu memang belum terasa sempurna dikarenakan tanggung jawab kami masing-masing yang menyebabkan dihari yang penuh bahagia ini, kali pertama kami tidak bisa merayakan bersama hubungan ini.

Mungkin inilah yang disebut warna-warni kehidupan khususnya dalam hubungan kami. Jikalau ditahun-tahun sebelumnya kami bisa merayakan bersama walaupun sekedar duduk sambil bercerita mengenai perjalanan cinta ini, namun dihari ini perayaannya hanya lewat udara (telepon). Tak surut bahagia ini walaupun bercengkramanya hanya melalui udara. Hati tetap hati, cinta tetap cinta, perasaan tetap perasaan dan inilah yang harus kami pegang di dalam hubungan kami ini.

Semua akan indah pada waktunya. Tuhan sudah menyediakan segala yang lebih indah di dalam hubungan kami ini. Harapan yang terdalam bagi kami agar hubungan ini akan tetap bahagia sampai tua dan ajal menjemput kami.

Happy Anniversary Kesayanganku Melfa Fitriani Sitopu.

I Love you more... more.. more......

Sabtu, 26 September 2015

HIDUP BERINTEGRITAS

Secara definisi kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang berasal dari akar kata integer yang mana artinya menyeluruh, lengkap atau segalanya. Ini adalah bentuk ketaatan secara keagamaan terhadap kode moral, nilai dan kelakuan. Kalau kita peragakan , maka integritas ini melebihi karakter seseorang, aksi yang dapat dipercaya (trustworthy action) dan komitmen yang bertanggung jawab (responsible commitment). Kalau boleh ditentukan, maka integritas itu adalah standard terhadap anti suap (incrorruptibility) menolak melakukan kesalahan terhadap kebenaran, bertanggung-jawab atau janji (pledge).
Setiap pagi, begitu kita buka mata dan melangkah masuk ke kantor atau duduk di bangku kuliah, kita sudah menemukan berbagai macam orang percaya dengan sifat yang kadang sulit dibedakan dengan mereka yang di luar sana. Ciri-ciri khasnya menjadi pudar begitu saja, keputusan-keputusan yang diambil juga tidak ada bedanya, bahkan kadang menyerempet sehingga bertentangan dengan apa yang di ajarkan oleh Alkitab. Ketika mendapat teguran, mereka malah membela diri, masalah bisnis jangan disamakan dengan hal-hal rohani.
Kita ini secara tidak langsung setiap hari selalu mengambil keputusan, saya kurang tahu untuk hari ini saja sudah ada berapa keputusan penting yang sudah anda ambil. Bangun dari tempat tidur saja itu merupakan suatu keputusan, ia akan menjadi orang Kristen yang berintegritas tinggi kalau setiap hari memiliki kebiasaan bangun pagi, namun integritasnya akan dipertanyakan apabila setiap hari bangunya kesiangan.
Sebagai seorang mahasiswa, tatkala semua teman-teman di kampus berlaku curang sewaktu ujian, lalu bagaimana dengan anda? Apakah tetap disiplin untuk taat pada peraturan sekolah? Apakah anda merasa tersendiri dan ditinggalkan kalau harus mengambil keputusan yang beda dari orang-orang? Atau juga.
Menjadi siapa kita ini tergantung apa yang menjadi keputusan di dalam kita, tatkala kita memilih untuk berbuat yang tidak baik , maka sorotan dari masyarakat sudah langsung menilai kita. Seorang pria yang memutuskan untuk mengisap rokok, bahkan kadang juga ganja, maka sekitar masyarakat sudah menilainya . 
Pernah terjadi di Tiongkok, ada sebuah penjara yang narapidananya pada lari keluar, padahal tembok penjaranya tinggi, dikunci dengan gembok raksasa, penjaganya juga banyak. Mengapa demikian? Ternyta setelah diselidiki, yang bermasalah adalah integritas penjaga pintu penjara itu, ia dapat dibeli dengan uang, sehingga pintu yang digembok dengan gembok raksasa itu dapat dibuka begitu saja. Integritas seseorang, menentukan kelakuannya, kalau integritasnya tinggi, pastilah ia tidak bakal tergoda dengan uang itu. 
Orang yang mempunyai integritas pastilah orang yang berhikmat,orang yang berhikmat pastilah ada hubungan intim dengan Tuhan.Membangun integritas haruslah dimulai dari kerinduan kita untuk bersekutu dengan Tuhan.milikilah persekutuan dengan Tuhan.  bangun Integritas sebagai pelajar dengan Intim pada Allah. bangun integritas sebagai karyawan dengan intim pada Allah. bangun integritas sebagai istri/suami dengan intim pada Allah. mau cari suami/istri carilah orang yang membangun hidupnya diatas Firman. mau cari karyawan carilah orang yang membangun hidupnya diatas firman. bangunlah keintiman dengan Bapa maka akan memiliki integritas.
Karakteristik utama seorang yang berintegritas terletak pada keutuhan hidupnya, yaitu konsistensi dalam perbuatan dan perkataan. Integritas berbeda dengan image.  Image  adalah apa orang pikir tentang siapa kita. Image adalah persepsi. Integritas adalah siapa kita sesungguhnya. Saat seorang memfokuskan perhatian dan upayanya untuk memproyeksikan sebuah image yang palsu tentang dirinya kepada orang lain, orang tersebut memiliki resiko yang tinggi untuk kehilangan kredibilitasnya. 
Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling langka dimiliki  oleh pemimpin. Inilah ironi terbesar dalam area kepemimpinan.
Integritas adalah modal utama seorang pemimpin. James Kouzes dan Barry Posner dalam buku mereka berjudul Credibility: How leaders gain and lose it, why people demand it melaporkan hasil riset mereka selama hamper 20 tahun dari hasil survey terhadap ribuan professionals dari empat benua dan ratusan studi kasus bahwa faktor nomor satu yang paling kritikal bagi seorang pemimpin adalah integritas.
            Warren Bennis dalam bukunya  Leaders: Strategies for taking charge menulis bahwa integritas adalah fondasi untuk membangun rasa percaya (trust). Trust ini berkaitan erat dengan   predictability.Seorang pemimpin yang memiliki integritas membangun trust dengan menunjukkan kepada orang lain bahwa apabila diperhadapkan dengan tantangan moral, segala keputusan dan aksinya dapat diprediksi.
Seringkali kita menggunakan kata 'integritas', 'etika', dan 'moralitas' secara bergantian untuk me-refer ke maksud yang sama. Adakah perbedaan antara ketiga hal tersebut? Tentu ada.  Secara sederhana, etika adalah standar tentang mana yang benar dan salah, baik dan jahat.Apa yang kita pikir benar dan baik, itulah etika kita. Pakar management Chris Argyris menyebutnya sebagai 'espoused theory'. Sedangkan moralitas adalah tindakan aktual tentang hal yang benar dan salah, baik dan jahat. Oleh Chris disebut juga sebagai 'theory-in-use'. Jadi kalau etika ada di level teoretika, maka moralitas ada di level praktika. Integritas sendiri adalah integrasi antara etika dan moralitas. Semakin terintegrasi, semakin tinggi level integritas yang ada.
Jika seorang pemimpin menganggap bahwa memanipulasi orang itu itu sah-sah saja, lalu dia mengeksploitasi orang-orang yang bekerja dan melayani bersamanya, berarti pemimpin tersebut tidak etis dan imoral. Namun paling tidak, dia masih memiliki integritas, meskipun dalam konotasi negatif. Karena konsep dan aksinya selaras.
Pada zaman ini, kita hidup dalam era kosmetik dan penuh topeng. Kita berpura-pura khusyuk berdoa, pura-pura produktif bekerja, pura-pura aktif melayani, pura-pura peduli kepada orang lain. Inilah tahap pertama, yaitu menipu orang lain (munafik). namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran"
Kita menganggap diri sendiri benar. Saat kita jatuh dalam "selfdeception" (kecurangan diri), kita tidak lagi sadar bahwa kita melakukan dosa. Orang yang seperti ini perlahan-lahan akan menjadi paranoid -- selalu merasa khawatir akan ketahuan. Lama-kelamaan, dia tak lagi berbeda dengan orang gila karena tidak tahu apakah dia hidup dalam delusi atau realita. "Image" palsu yang dia jaga dan perlihatkan kepada orang-orang telah menjadi menu kesehariannya. Puncaknya, kita menipu Allah dan membuat Allah sebagai penipu.             
Kita dapat memiliki integritas tanpa menjadi pemimpin. Namun kita tidak mungkin dapat menjadi pemimpin tanpa integritas. Apalagi menjadi pemimpin Kristen. 
orang yang tidak berintegritas sesungguhnya sedang mengalami dekadensi moral dan spiritual. Orang itu diliputi kegelapan, tapi tidak menyadarinya karena menganggap kegelapan itu adalah terang.
Jalan menuju integritas begitu sulit dan berliku. Serangkaian kebobrokan moral di atas seharusnya menyebabkan kita semakin melekat pada Tuhan, semakin menjaga hati, dan meminta-Nya untuk menguji hati kita. Ingatlah, dunia tetap menanti orang-orang yang bisa menjadi teladan.

Catatan Kuliah

Jumat, 17 Juli 2015

Teknologi Pengolahan Pertanian Lahan Gambut

Lahan Gambut

Dari total lahan basah di Indonesia sekitar 21 juta ha berupa lahan gambut yang tersebar di tiga pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Papua (Wahyunto et al., 2005; 2006). Lokasi tanah gambut tersebar luas terutama di pulau Sumatera 6,8 juta ha, dan sebagian besar diantaranya berada di Kepulauan Riau (4 juta ha). Penelitian terakhir menunjukkan bahwa di Kepulauan Riau sebanyak 200.000 ha lahan gambut sudah diusahakan untuk penanaman kelapa sawit Lim (2007).
Lahan gambut merupakan lahan marginal untuk pertanian karena kesuburannya yang rendah, pH sangat masam, dan keadaan drainasenya yang jelek. Ciri utama dari lahan gambut adalah kandungan karbonnya sangat tinggi. Lahan gambut mempunyai kandungan karbon minimal 18% (berdasarkan berat kering) dan ketebalan minimal 50 cm. Timbunan karbon yang tinggi tersebut terbentuk karena keadaan jenuh air (drainase jelek) pada lahan yang awalnya timbunan berupa danau dangkal. Karbon yang tersimpan di dalam tanah gambut bersifat tidak stabil. Apabila lahan gambut didrainase, maka bahan organik (yang menyimpan karbon) akan mudah terdekomposisi membentuk CO2, yaitu gas rumah kaca terpenting yang menyumbang pada pemanasan global.
Emisi CO2 terjadi secara bersamaan dengan pemadatan (konsolidasi) dan kedua proses tersebut menyebabkan penurunan permukaan tanahgambut (subsiden). Subsiden yang terjadi secara cepat akan menyebabkan terbentuknya cekungan, sehingga lahan akan mudah mengalami kebanjiran. Selain itu subsiden akan menyebabkan lahan gambut kehilangan kemampuan menyangga kualitas lingkungan. Lahan gambut mempunyai daya simpan air sangat tinggi, dan sifat tersebut akan hilang apabila lahan gambut sudah mengalami subsiden.

Potensi Terhadap Pertanian
Sebagian besar lahan gambut mempunyai tutupan lahan berupa hutan, belukar, dan sebagian dibuka untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian dan perkebunan berkembang pesat sejak tahun 1970an, seiring dengan perencanaan pemerintah membuka lahan rawa pasang surut seluas 5,25 juta ha untuk mendukung program transmigrasi dan peningkatan produksi padi nasional. Namun tidak semua lahan gambut yang dibuka dan ditempati transmigrasi berhasil dengan baik bahkan beberapa lokasi ditinggalkan dan para transmigran dipindahkan (relokasi) karena dinyatakan tidak sesuai untuk pertanian (Noor, 2001).
Sebagian lahan gambut tergolong sesuai untuk berbagai komoditas pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan. Sebagian lainnya tergolong tidak sesuai, dengan faktor pembatas utama kematangan gambut yang masih mentah (fibrik), drainase sangat terhambat, bahaya banjir (tergenang), asam organik, kadar hara, dan lingkungan perakaran. Dari segi biofisik dan kimia lahan gambut dengan kematangan saprik dan hemikt cukup sesuai untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian, baik untuk tanaman pangan, hortikultura (sayuran dan buah), maupun tanaman tahunan.
Untuk komoditas pertanian tanaman pangan seperti palawija, sayuran, dan buah-buahan semusim, serta tanaman tahunan/perkebunan/hortikultura, gambut yang paling cocok adalah gambut dangkal dengan ketebalan < 60 cm dan kematangan gambut saprik atau kedalaman <140 cm jika ada sisipan/pengkayaan bahan mineral. Tanaman yang umum diusahakan dan kesesuaian lahannya cocok dikembangkan adalah padi sawah, padi gogo,jagung, ubikayu, ubi jalar, sayuran (kangkung, bayam, kemangi, pakcoy, caisin, terung, cabai merah, kacang panjang, dan lainnya), buah-buahan seperti lidah buaya, pepaya, semangka, melon, dan nanas. Sedangkan tanaman tahunan/perkebunan yang sesuai di lahan gambut adalah kelapa sawit dan karet.

Pertanian Berkelanjutan di Lahan Gambut
Untuk mengurangi penyusutan dan subsidence dalam penggunaan lahan gambut sebagai lahan pertanian dan menjaga keberlanjutannya, ada beberapa hal strategi pengolahan yang benar dilakukan baik untuk pengolahan air, pengolahan tanah, dan pengolahan tanaman.

I.                   Pengolahan air
1.      Drainase
Drainase merupakan prasyarat untuk usaha pertanian, walaupun hal tersebut bukanlah suatu yang mudah untuk dilakukan mengingat sifat dari gambut yang bisa mengalami penyusutan dan kering tidak balik akibat drainase, sehingga sebelum mereklamasi lahan gambut perlu diketahui sifat spesifik gambut, peranan dan fungsinya bagi lingkungan. Drainase yang baik untuk pertanian gambut adalah drainase yang tetap mempertahankan batas air kritis gambut akan tetapi tetap tidak mengakibatkan kerugian pada tanaman yang akan berakibat pada hasil. Intensitas drainase bervariasi tergantung kondisi alami tanah dan curah hujan. Curah hujan yang tinggi  (4000-5000 mm per tahun)(Ambak dan Melling, 2000) membutuhkan sistem drainase untuk meminimalkan pengaruh banjir. Bagi tanaman perkebunan, usaha perbaikan drainase dilakukan dengan pembuatan kanal primer, kanal sekunder dan kanal tersier.

2.      Irigasi
Tanaman mempunyai tahapan pertumbuhan yang sensitif terhadap stress air yang berbeda. Pengetahuan tentang tahapan tersebut akan mempermudah irigasi pada saat yang tepat sehingga mengurangi terjadinya stress air dan penggunaan air yang optimum. Untuk penanaman tanaman semusim, pengaturan irigasi harus mempertimbangkan saat dan kebutuhan tanaman dan disesuaikan dengan ketersediaan air tanah diatas water table, jumlah air hujan, distribusi dan jumlah evapotranspirasi (Lucas,1982).

3.      Penggenangan
Untuk meminimalkan terjadinya subsidence, langkah yang bisa dilakukan adalah tetap mempertahankan kondisi tergenang tersebut dengan mengadopsi tanaman-tanaman sejenis hidrofilik atau tanaman toleran air yang memberikan nilai ekonomi seperti halnya Eleocharis tuberosa, bayam cina (Amaranthus hybridus), kangkung (Ipomoea aquatica) dan seledri air. Di Florida ketika  tanaman tertentu tidak bisa dibudidayakan karena perubahan  musim, penggenangan dilakukan dan digunakan untuk budidaya tanaman air tersebut (Ambak dan Melling, 2000).

II.                Pengolahan Tanah
1.      Pembakaran
Pembakaran merupakan cara tradisional yang sering dilakukan petani untuk menurunkan tingkat kemasaman tanah gambut. Terjadinya pembakaran bahan organik menjadi abu berakibat penghancuran tanah serta menurunkan permukaan tanah. Pembakaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman pada tahun pertama dan meningkatkan serapan P tanaman, namun akan menurunkan serapan Ca dan Mg (Mawardi et al, 2001).

2.      Bahan Pembenah tanah
Pemberian pupuk dan amandemen dalam komposisi dan takaran yang tepat dapat mengatasi masalah keharaan dan kemasaman tanah gambut. Unsur hara yang umumnya perlu ditambahkan dalam bentuk pupuk adalah N, P, K, Ca, Mg serta sejumlah unsur hara mikro terutama Cu, Zn dan Mo. Pemberian Cu diduga lebih efektif melalui daun (foliar spray) karena sifat sematannya yang sangat kuat pada gambut, kurang mobil dalam tanaman dan kelarutan yang menurun ketika terjadi peningkatan pH akibat penggenangan. Sebagai amandemen, abu hasil pembakaran gambut itu sendiri akan berpengaruh menurunkan kemasaman tanah, memasok unsur hara dan mempercepat pembentukan lapis olah yang lebih baik sifat fisikanya (Radjagukguk, 1990).
Pupuk kandang khususnya kotoran ayam dibandingkan dengan kotoran ternak yang lainnya mengandung beberapa unsur hara makro dan mikro tertentu dalam jumlah yang banyak. Kejenuhan basanya tinggi, tetapi kapasitas tukar kation rendah. Kotoran ayam, dalam melepaskan haranya berlangsung secara bertahap dan lama. Tampaknya, pemberian kotoran ayam memungkinkan untuk memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah gambut.

III.             Pengolahan Tanaman (Pemilihan Jenis Tanaman)
1.      Padi Sawah
Budidaya padi sawah di lahan gambut dihadapkan pada berbagai masalah terutama menyangkut kendala-kendala fisika, kesuburan serta pengelolaan tanah dan air. Khususnya gambut tebal (>1 m ) belum berhasil dimanfaatkan untuk budidaya padi sawah, karena mengandung sejumlah kendala yang belum dapat diatasi. Kunci keberhasilan budidaya padi sawah pada lahan gambut  terletak pada keberhasilan dalam pengelolaan dan pengendalian air, penanganan sejumlah kendala fisik yang merupakan faktor pembatas, penanganan substansi toksik dan pemupukan unsur makro dan mikro (Radjagukguk, 1990).
Lahan gambut yang sesuai untuk padi sawah adalah gambut dengan (20-50 cm gambut) dan gambut dangkal (0,5-1 m). Padi kurang sesuai pada gambut sedang (1-2 m) dan tidak sesuai pada gambut tebal (2-3 m) dan sangat tebal (lebih dari 3 m). Pada gambut tebal dan sangat tebal, tanaman padi tidak dapat membentuk gabah karena kahat unsur hara mikro Subagyo et al, 1996).
Pada tanah sawah dengan kandungan bahan organik tinggi, asam-asam organik menghambat pertumbuhan, terutama akar, mengakibatkan rendahnya produktivitas bahkan kegagalan panen. Leiwakabessy dan Wahjudin  (1979) dalam Radjagukguk (1990) menunjukkan hubungan erat antara ketebalan gambut dan produksi gabah padi sawah. Pada percobaan pot dengan tanah yang diambil dari lapis 0-20 cm, diperoleh hasil gabah padi (ditanam secara sawah) yang sangat rendah apabila tebal gambut > 80 cm, dan yang paling tinggi apabila ketebalan gambut 50 cm. Ditunjukkan pula bahwa ada kesamaan antara pola perubahan kejenuhan Ca, kejenuhan Mg, pH dan kandungan abu bersama ketebalan gambut dengan perubahan tingkat hasil gabah. Sehingga kemungkinan tingkat kemasaman dan suplai Ca yang rendah serta kandungan abu yang rendah merupakan faktor pembatas utama pertumbuhan padi sawah pada gambut tebal.
Tidak terbentuknya gabah menurut Andriesse (1988) dan Driessen (1978) berkaitan dengan defisiensi Cu yang akan menyebabkan meningkatnya aktivitas racun fenolik dan  menyebabkan male sterility pada tanaman padi.

2.      Tanaman Perkebunan dan Industri
Budidaya tanaman-tanaman perkebunan berskala besar kebanyakan dikembangkan di propinsi Riau dengan memanfaatkan gambut tebal. Sebelum penanaman, dilakukan pemadatan tanah dengan menggunakan alat-alat berat. Sistem drainase yang tepat sangat menentukan keberhasilan budidaya tanaman perkebunan di lahan tersebut. Pengelolaan kesuburan tanah yang utama adalah pemberian pupuk makro dan mikro (Radjagukguk, 1990). Tanaman perkebunan sesuai ditanam pada ketebalan gambut 1-2 m dan sangat tebal (2-3 m) (Subagyo et al, 1996)
Di Malaysia, diantara tanaman perkebunan yang lain seperti kelapa sawit, sagu, karet, kopi dan kelapa, nanas (Ananas cumosus) merupakan tanaman yang menunjukkan adaptasi yang tinggi pada gambut berdrainase. Nanas bisa beradaptasi dengan baik pada keadaan kemasaman yang tinggi dan tingkat kesuburan yang rendah. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman tahunan yang cukup sesuai pada lahan gambut dengan ketebalan sedang hingga tipis dengan hasil sekitar 13 ton/ha pada tahun ketiga penanaman (Ambak dan Melling, 2000).
Percobaan-percobaan yang dilakukan oleh PT. RSUP di Indragiri Hilir, menunjukkan bahwa tanaman nenas tumbuh dengan baik dan mulai berbuah 14 bulan setelah tanam. Dari hasil sementara menunjukkan bahwa, penanaman nanas dengan kerapatan 20.000 pohon/ha yang ditanam diantara jalur kelapa, tumpangsari kelapa nenas memberikan prospek yang sangat cerah (Sudradjat dan Qusairi, 1992).
Sagu bisa beradaptasi dengan baik dan memberikan hasil bagus tanpa pemberian input pupuk (Ahmad dan Sim, 1976) pada gambut dengan minimum drainase, walaupun umur tanaman sampai menghasilkan buah sangat lama (15-20 tahun).
Untuk jenis-jenis pohon buah banyak ditemukan di Sumatra dan Kalimantan seperti jambu air (Eugenia) Mangga (Mangosteen), rambutan (Ambak dan Melling, 2000) sedangkan di daerah pantai Ivory  dengan gambut termasuk oligotropik, pisang dapat tumbuh dengan drainase 80 - 100 cm dan menghasilkan 25 - 40 ton/ha walaupun dengan pengelolaan yang agak sulit (Andriesse, 1988).
Komoditas lain yang berpotensi ekonomi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan domestik adalah tanaman industri/keras seperti kelapa, kopi, lada dan tanaman obat (Abdurachman dan Suriadikarta, 2000). Tanaman rami dan obat-obatan tumbuh dan berproduksi baik pada gambut sedang dan kurang baik pada gambut sangat dalam (3-5 m) (Subagyo et al, 1996).

3.      Tanaman pangan (Palawija) dan Tanaman Semusim Lainnya.
Tanah gambut yang sesuai untuk tanaman semusim adalah gambut dangkal dan gambut sedang. Pengelolaan air perlu diperhatikan agar air tanah tidak turun terlalu dalam atau drastis untuk mencegah terjadinya gejala kering tidak balik (Subagyo et al, 1996).
Tanaman pangan memerlukan kondisi drainase yang baik untuk mencegah penyakit busuk pada bagian bawah tanaman dan meminimalkan pemakaian pupuk. Cassava (Manihot esculenta) atau tapioka menghasilkan lebih dari 50 ton/ha dengan pengelolaan yang baik dan merupakan tanaman pangan yang penting pada gambut oligotropik tropis dengan drainase yang baik (Andriesse, 1988).
Untuk tanaman sayuran, Satsiyati (1992) dalam Abdurachman dan Suriadikarta (2000) menyebutkan beberapa tanaman hortikultura yang berpotensi ekonomi untuk dikembangkan di lahan gambut eks PLG  yaitu cabai, semangka dan nenas.Beberapa lahan gambut yang termasuk lahan bongkor bisa diusahakan untuk berbagai tanaman seperti cabai besar/keriting/kecil, terong, tomat, sawi, seledri, bawang daun, kacang panjang, paria, mentimun, jagung sayur, jagung manis, dan buah-buahan       (mangga, rambutan, melinjo, sukun, nangka, pepaya, nanas dan pisang) karena lahan gambut tersebut termasuk tipe luapan C/D (tidak dipengaruhi air pasang surut, hanya melalui rembesan air tanah>50 cm di bawah permukaan tanah pada musim kemarau dan <50 cm pada musim hujan) (Ardjakusumaet al, 2001)

Sumber :
·         Notohadiprawiro, T., 2006. Etika Pengembangan Lahan Gambut untuk Pertanian Tanaman Pangan. Lokakarya Pengelolaan Lingkungan dalam Pengembangan Lahan Gambut. Palangkaraya: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL).
·         Mosher, AT. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta.
·         Ratmini, Sri. 2012. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pengembangan Pertanian. Umatera Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
·         Mawardi, E., Azwar dan Tambidjo, A., 2001. Potensi dan Peluang Pemanfaatan Harzeburgite sebagai Amelioran Lahan Gambut.