..

Sabtu, 26 September 2015

HIDUP BERINTEGRITAS

Secara definisi kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang berasal dari akar kata integer yang mana artinya menyeluruh, lengkap atau segalanya. Ini adalah bentuk ketaatan secara keagamaan terhadap kode moral, nilai dan kelakuan. Kalau kita peragakan , maka integritas ini melebihi karakter seseorang, aksi yang dapat dipercaya (trustworthy action) dan komitmen yang bertanggung jawab (responsible commitment). Kalau boleh ditentukan, maka integritas itu adalah standard terhadap anti suap (incrorruptibility) menolak melakukan kesalahan terhadap kebenaran, bertanggung-jawab atau janji (pledge).
Setiap pagi, begitu kita buka mata dan melangkah masuk ke kantor atau duduk di bangku kuliah, kita sudah menemukan berbagai macam orang percaya dengan sifat yang kadang sulit dibedakan dengan mereka yang di luar sana. Ciri-ciri khasnya menjadi pudar begitu saja, keputusan-keputusan yang diambil juga tidak ada bedanya, bahkan kadang menyerempet sehingga bertentangan dengan apa yang di ajarkan oleh Alkitab. Ketika mendapat teguran, mereka malah membela diri, masalah bisnis jangan disamakan dengan hal-hal rohani.
Kita ini secara tidak langsung setiap hari selalu mengambil keputusan, saya kurang tahu untuk hari ini saja sudah ada berapa keputusan penting yang sudah anda ambil. Bangun dari tempat tidur saja itu merupakan suatu keputusan, ia akan menjadi orang Kristen yang berintegritas tinggi kalau setiap hari memiliki kebiasaan bangun pagi, namun integritasnya akan dipertanyakan apabila setiap hari bangunya kesiangan.
Sebagai seorang mahasiswa, tatkala semua teman-teman di kampus berlaku curang sewaktu ujian, lalu bagaimana dengan anda? Apakah tetap disiplin untuk taat pada peraturan sekolah? Apakah anda merasa tersendiri dan ditinggalkan kalau harus mengambil keputusan yang beda dari orang-orang? Atau juga.
Menjadi siapa kita ini tergantung apa yang menjadi keputusan di dalam kita, tatkala kita memilih untuk berbuat yang tidak baik , maka sorotan dari masyarakat sudah langsung menilai kita. Seorang pria yang memutuskan untuk mengisap rokok, bahkan kadang juga ganja, maka sekitar masyarakat sudah menilainya . 
Pernah terjadi di Tiongkok, ada sebuah penjara yang narapidananya pada lari keluar, padahal tembok penjaranya tinggi, dikunci dengan gembok raksasa, penjaganya juga banyak. Mengapa demikian? Ternyta setelah diselidiki, yang bermasalah adalah integritas penjaga pintu penjara itu, ia dapat dibeli dengan uang, sehingga pintu yang digembok dengan gembok raksasa itu dapat dibuka begitu saja. Integritas seseorang, menentukan kelakuannya, kalau integritasnya tinggi, pastilah ia tidak bakal tergoda dengan uang itu. 
Orang yang mempunyai integritas pastilah orang yang berhikmat,orang yang berhikmat pastilah ada hubungan intim dengan Tuhan.Membangun integritas haruslah dimulai dari kerinduan kita untuk bersekutu dengan Tuhan.milikilah persekutuan dengan Tuhan.  bangun Integritas sebagai pelajar dengan Intim pada Allah. bangun integritas sebagai karyawan dengan intim pada Allah. bangun integritas sebagai istri/suami dengan intim pada Allah. mau cari suami/istri carilah orang yang membangun hidupnya diatas Firman. mau cari karyawan carilah orang yang membangun hidupnya diatas firman. bangunlah keintiman dengan Bapa maka akan memiliki integritas.
Karakteristik utama seorang yang berintegritas terletak pada keutuhan hidupnya, yaitu konsistensi dalam perbuatan dan perkataan. Integritas berbeda dengan image.  Image  adalah apa orang pikir tentang siapa kita. Image adalah persepsi. Integritas adalah siapa kita sesungguhnya. Saat seorang memfokuskan perhatian dan upayanya untuk memproyeksikan sebuah image yang palsu tentang dirinya kepada orang lain, orang tersebut memiliki resiko yang tinggi untuk kehilangan kredibilitasnya. 
Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling langka dimiliki  oleh pemimpin. Inilah ironi terbesar dalam area kepemimpinan.
Integritas adalah modal utama seorang pemimpin. James Kouzes dan Barry Posner dalam buku mereka berjudul Credibility: How leaders gain and lose it, why people demand it melaporkan hasil riset mereka selama hamper 20 tahun dari hasil survey terhadap ribuan professionals dari empat benua dan ratusan studi kasus bahwa faktor nomor satu yang paling kritikal bagi seorang pemimpin adalah integritas.
            Warren Bennis dalam bukunya  Leaders: Strategies for taking charge menulis bahwa integritas adalah fondasi untuk membangun rasa percaya (trust). Trust ini berkaitan erat dengan   predictability.Seorang pemimpin yang memiliki integritas membangun trust dengan menunjukkan kepada orang lain bahwa apabila diperhadapkan dengan tantangan moral, segala keputusan dan aksinya dapat diprediksi.
Seringkali kita menggunakan kata 'integritas', 'etika', dan 'moralitas' secara bergantian untuk me-refer ke maksud yang sama. Adakah perbedaan antara ketiga hal tersebut? Tentu ada.  Secara sederhana, etika adalah standar tentang mana yang benar dan salah, baik dan jahat.Apa yang kita pikir benar dan baik, itulah etika kita. Pakar management Chris Argyris menyebutnya sebagai 'espoused theory'. Sedangkan moralitas adalah tindakan aktual tentang hal yang benar dan salah, baik dan jahat. Oleh Chris disebut juga sebagai 'theory-in-use'. Jadi kalau etika ada di level teoretika, maka moralitas ada di level praktika. Integritas sendiri adalah integrasi antara etika dan moralitas. Semakin terintegrasi, semakin tinggi level integritas yang ada.
Jika seorang pemimpin menganggap bahwa memanipulasi orang itu itu sah-sah saja, lalu dia mengeksploitasi orang-orang yang bekerja dan melayani bersamanya, berarti pemimpin tersebut tidak etis dan imoral. Namun paling tidak, dia masih memiliki integritas, meskipun dalam konotasi negatif. Karena konsep dan aksinya selaras.
Pada zaman ini, kita hidup dalam era kosmetik dan penuh topeng. Kita berpura-pura khusyuk berdoa, pura-pura produktif bekerja, pura-pura aktif melayani, pura-pura peduli kepada orang lain. Inilah tahap pertama, yaitu menipu orang lain (munafik). namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran"
Kita menganggap diri sendiri benar. Saat kita jatuh dalam "selfdeception" (kecurangan diri), kita tidak lagi sadar bahwa kita melakukan dosa. Orang yang seperti ini perlahan-lahan akan menjadi paranoid -- selalu merasa khawatir akan ketahuan. Lama-kelamaan, dia tak lagi berbeda dengan orang gila karena tidak tahu apakah dia hidup dalam delusi atau realita. "Image" palsu yang dia jaga dan perlihatkan kepada orang-orang telah menjadi menu kesehariannya. Puncaknya, kita menipu Allah dan membuat Allah sebagai penipu.             
Kita dapat memiliki integritas tanpa menjadi pemimpin. Namun kita tidak mungkin dapat menjadi pemimpin tanpa integritas. Apalagi menjadi pemimpin Kristen. 
orang yang tidak berintegritas sesungguhnya sedang mengalami dekadensi moral dan spiritual. Orang itu diliputi kegelapan, tapi tidak menyadarinya karena menganggap kegelapan itu adalah terang.
Jalan menuju integritas begitu sulit dan berliku. Serangkaian kebobrokan moral di atas seharusnya menyebabkan kita semakin melekat pada Tuhan, semakin menjaga hati, dan meminta-Nya untuk menguji hati kita. Ingatlah, dunia tetap menanti orang-orang yang bisa menjadi teladan.

Catatan Kuliah