..

Sabtu, 26 Maret 2011

Agribisnis dan Petani

PENDAHULUAN



 Pembangunan agribisnis berawal dari kualitas petani sebagai pelaku utama. Kualitas petani berhubungan dengan karakteristik yaitu: pendidikan formal, luas lahan, pengalaman, motivasi dan modal berusahatani. Petani yang berkualitas merupakan wujud kompetensi yang dimiliki.
Pembangunan agribisnis menjadi pilihan guna peningkatan ekonomi nasional. Agribisnis yang sehat dan didukung sumberdaya berkualitas menghasilkan produk pertanian berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan produk-produk import.
Pembangunan agribisnis di setiap daerah jangan hanya puas pada pemanfaatan kelimpahan sumber daya yang ada atau mengandalkan keunggulan komperatif belaka, tapi harus dikembangkan dan ditransformasikan ke daerah lain serta memperoleh dukungan dari organisasi ekonomi yang dibentuk oleh rakyat.
Pembangunan agribisnis yang dimaksud, bukan hanya pengembangan pertanian primer atau sub sistem on farm agribisnis tapi juga mencakup sub-sistem agribisnis hulu (up-stream), yakni kelompok industri yang menghasilkan sarana produksi bagi pertanian primer, seperti industri perbenihan.
Permasalahan saat ini Indonesia dibanjiri produk import yang merugikan petani. Untuk itu, perlu upaya peningkatan kualitas petani dengan cara meningkatkan kompetensi agribisnis agar dapat mengelola agribisnis dengan baik dan dapat bersaing di era global.
Petani umumnya menguasai pengetahuan dan ketrampilan agribisnis yang harus dikuasai dan bersikap positif terhadap agribisnis yang diusahakan. Hubungan karakteristik petani dengan kompentensi agribisnis pada umumnya memilki kesepakatan tinggi. Namun, ketiga aspek pengetahan, ketrampilan dan sikap saling bebas dalam memberikan penilaian berbagai bidang agribisnis.

PEMBAHASAN
Petani adalah pelaku utama agribisnis, baik agribisnis monokultur maupun polikultur dengan komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan atau perkebunan.

Pengertian Usaha tani dan Agribisnis
Usahatani menurut Mosher (1965: 12), adalah himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di permukaan bumi tempat pertanian diselenggarakan oleh petani tertentu. Agribisnis adalah suatu sistem yang terpadu dan terdiri dari empat sub-sistem yang terintegrasi secara fungsional. Sub-sistem pertama disebut agribisnis hulu, Kedua, adalah pertanian primer (on-farm), ketiga, agribisnis hilir, berupa kegiatan pengolahan hasil usaha dan perdagangan dan ke-empat adalah lembaga jasa

Karakteristik petani
Karakteristik individu adalah bagian dari pribadi dan melekat pada diri seseorang. Karakteristik ini mendasari tingkah laku seseorang dalam situasi kerja maupun situasi yang lainnya.

Pendidikan Formal
Mardikanto (1990: 213), menyatakan bahwa pendidikan petani umumnya mempengaruhi cara dan pola pikir petani dalam mengelola usahatani. Pendidikan yang relatif tinggi menyebabkan petani lebih dinamis.

Luas Lahan usaha tani
Lahan merupakan sarana produksi bagi usahatani, termasuk salah satu faktor produksi dan pabrik hasil pertanian. Lahan adalah sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan sangat penting bagi petani Lahan usahatani sempit menjadi kendala bagi penerapan sistem usahatani secara intensif, dan menyebabkan petani kurang mampu dalam penerapan tehnologi pertanian serta pengelolaan usahatani secara komersial

Pengalaman Usahatani
Padmowihardjo (1994: 22), mengemukakan bahwa pengalaman baik yang menyenangkan maupun mengecewakan berpengaruh pada proses belajar seseorang.

Motivasi Berusaha tani
Motivasi merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia untuk menimbulkan dorongan berbuat atau melakukan tindakan. Motivasi dapat menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu tindakan. Rogers dan Shoemaker (1971: 21), mengemukakan bahwa jika seseorang sadar akan kebutuhan yang dirasakan maka akan berusaha mencari inormasi-inforasi mengenai hal-hal baru, inovasi baru, guna untuk memenuhi kebutuhannya.

Ketersediaan Modal Usahatani
Modal adalah faktor penunjang utama dalam kegiatan berusahatani. Hal ini dikarenakan tanpa modal usahatani niscaya petani akan sulit mengembangkan usahatani yang dilakukan. Ketersediaan modal usaha tani bagi petani berhubungan erat dengan tingkat keberhasilan pengelolaan usahatani. Hal ini disebabkan, ketersediaan modal usahatani merupakan sumber kekuatan utama bagi proses produksi

Kompetensi Agribisnis Yang Perlu Dikuasai
Kompetensi tehnis petani sebagai juru tani adalah:
 (1) bercocok-tanam,
(2) perlakuan benih/bibit,
(3) Pemupukan,
(4) Pengairan,
(5) Pengendalian hama dan penyakit,
(6) Panen,
(7) Pasca panen.


Kompetensi Khusus Petani sebagai Manajer Usahatani
Peran manajer dalam usahatani menuntut petani harus mampu berusaha mengambil keputusan. Kemampuan pengambilan keputusan yang harus dikuasai oleh petani sebagai manajer (Mosher, 1965: 15):
(1) menentukan varietas benih unggul,
(2) menentukan jenis tanaman yang diusahakan,
(3) mengembangkan jiwa wirausaha,
(4) meningkatkan keuntungan terus menerus dari usahataninya,
(5) mengindentifikasi faktor penghambat dan pendukung,
(6) memilih informasi yang dibutuhkan.
Tiga belas bidang kompetensi yang harus dikuasai petani: (1) Bercocok Tanam, (2) Perlakuan Benih/bibit, (3) Pemupukan, (4) Pengairan, (5) Pengendalian Hama dan Penyakit, (6) Perencanaan Biaya Produksi, (7) Pemilihan Komoditas, (8) Pemanfaatan Lahan Secara Efisien, (9) Kendala dan Peluang Usahatani, (10) Penggunaan Tehnologi Secara Efisien, (11) Panen, (12) Pasca Panen, (13) Kewirausahaan.
No
Karakteristik

Kategori

Jumlah

Persentase (%)

1
Pendidikan Formal

Rendah: 6 – 9 Thn
Sedang: 10 – 14 Thn
Tinggi: 15 – 19 Thn

11
28
11
22
56
22
2
Luas lahan

Sempit: 0,2 – 2,1 Ha
Luas: > 2,1 Ha

45
5
90
10
3
Pengalaman Berusahatani

Kurang: < 9 Thn
Cukup: > 9 Thn

23
27
46
54
4
Motivasi Berusahatani

Rendah: Skor 5 - 10
Tinggi: Skor 11 - 20

17
33
34
66
5
Ketersediaan Modal

Kurang: Skor 5 – 10
Cukup: Skor 11 – 15
Banyak: Skor 16 - 20

11
31
8
22
62
16

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Petani


Usahatani pisang di Indonesia sebagian besar dilakukan petani dalam skala kecil-kecilan pada lahan tegalan, pekarangan atau kebun campuran. Khusus di daerah lahan kering di bagian hulu Daerah Aliran Sungai, tanaman ini memegang peranan ganda yang penting. Ditinjau dari aspek ekonomi keluarga, usahatani tanaman ini mampu menyediakan sejumlah pendapatan secara berlanjut sepanjang tahun, dan ditinjau dari aspek konservasi tanah ternyata pisang juga mempunyai kemampuan cukup baik untuk melindungi tanah.

Peluang Investasi
Peluang Investasi yang dapat ditawarkan dalam upaya pengembangan agribisnis pisang anatara lain adalah :
1. Pengembangan usaha budidaya secara lebih intensif dengan pola kerjasama kemitraan dengan petani, melalui penyediaan bibit, sarana produksi dan teknologi serta jaminan pemasaran.
2. Pengolahan hasil, yaitu :
Berbagai industri pengolahan skala kecil/rumah tangga dan skala besar yang menunjang industri makanan seperti industri pengolahan kripik pisang.
3. Pemasaran :
Pengembangan pemasaran antar daerah atau antar pulau melalui kerjasama pemasaran antar daerah/provinsi dan eksport






KESIMPULAN

1)     Aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan saling bebas dalam melakukan penilaian terhadap bidang-bidang agribisnis yang harus dikuasai petani.
2)      Kompetensi agribisnis pisang yang harus dikuasai petani adalah:
a) Pengetahuan yaitu:
(1) Perencanaan biaya produksi,
(2) Pemanfaatan lahan secara efisien dan
(3) Pemilihan jenis komoditas.
b) Sikap yaitu:
(1) Pengendalian Hama dan Penyakit,
(2) Pemupukan dan
(3) Pengunaan tehnologi secara efisien.
c) Ketrampilan yaitu:
(1) Pemanfaatan lahan secara efisien,
(2) Pasca panen dan
(3) Perlakuan benih/bibit.
3)     Hubungan karakteristik petani dengan aspek pengetahuan dan ketrampilan memiliki tingkat kesepakatan tinggi dalam melakukan penjenjangan kompetensi agribisnis pisang yang harus dikuasai petani.





DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto. T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Mosher, A.T. 1987. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Yogyakarta. CV Yasaguna.

Padowihardjo, 2004. Pengembangan SDM Dalam Sistem Dan Usaha Agribisnis. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pegawai Departemen Pertanian.Jakarta
Jahi, Amri. 1993. “Komunikasi dan Pembangunan”. Dalam Komunikasi Massa Dan Pembangunan Pedesaan Di Negara-negara Dunia Ketiga: suatu Pengantar. Disunting oleh Amri Jahi. Jakarta. PT. Gramedia.
________.usaha tani.http://sigma.9element.com/ksda/database_lengkap.php ?id_co=105&id_cat=7 (12-03-2011)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar