1. Lima contoh pemakaian tanda titik:
1. Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya makan malam bersama dengan teman
satu kostan.
Apabila
dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Arion E.Saragih
Michele
W. Dion
Apabila
nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Arion Euodia Saragih
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.H. (sarjana hukum)
Kol. (kolonel)
Yth. (yang
terhormat)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 6.15.43 (pukul 6 lewat 15 menit 43
detik)
2. Lima contoh pemakaian tanda
koma:
1. Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya membeli buku,pulpen,dan
penggaris.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli
udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya datang kerumahnya, tetapi dia
tidak ada.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Jika tugas saya cepat selesai,saya akan
datang.
Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari
hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, saya harus pergi.
Jadi, saya akan pulang sekarang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
3. Dua
contoh penggunaan tanda titik koma:
1. Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Contoh: Malam makin larut; dia belum
dating juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun;
ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional;
saya sendiri asyik mendengarkan siaran
pilihan pendengar.
4. Empat contoh pemakaian tanda
titik dua:
1. Tanda
titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Contoh:
Saya sangat memerlukan peralatan tulis: pulpen,buku,penggaris,dan
pensil.
Fakultas
itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Arion Euodia
Wakil Ketua : Polman Julianto
Sekretaris : Dea Widya
Wakil Sekretaris : Triana
Bendahara : Yenyen
Wakil bendahara : Melvi
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Boby :
"jangan sampai usaha kita ini gagal total!"
Rendy :
"Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1999), 54:9
(ii) Abdul Zakri : 10
(iii) Karangan Kasli,sistem pemerintahan
indonesia: Sebuah Wacana Politik, sudah terbit.
5. Tiga contoh pemakaian tanda
hubung:
1. Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, buah-buahan, sayur-mayur
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2)
hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan
tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
p-a-n-i-t-i-a
4-11-2010
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan
dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri
perwira-yang ramah
6. Tiga contoh pemakaian tanda
pisah :
1. Tanda
pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan
khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya
harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
2. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori
kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—
telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta.
3. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Jakarta-Jatinangor
28–29 Desember 2010
7. Dua contoh pemakaian tanda
elipsis:
1. Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan
naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita
bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan
diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri
sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah
titik; tiga buah untuk menandai
penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir
kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus
digunakan dengan hati-hati ....
8. Empat contoh pemakaian tanda
kurung :
1. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran
tahunan kantor yang kemudian dibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Satelit Palapa
(pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan tahun ini
(lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam
negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c)
promosi.
9. Tiga contoh pemakaian tanda
petik ganda :
1. Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lain.
Contoh:
"Saya belum siap," kata Mira,
"tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa
negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku
Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan
Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA"
diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat
pada halaman 5 buku itu
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memunyai arti khusus.
Misalnya:
ü
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara
"coba dan ralat" saja.
ü Ia bercelana panjang yang di kalangan
remaja dikenal dengan "cutbray".
Tanda petik penutup mengikuti tanda
baca yang mengakhiri petikan langsung.
10. Dua contoh pemakaian tanda
petik tunggal:
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang
tersusun dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya
Basri, "Kau dengar bunyi `kring-kring` tadi?" "Waktu kubuka
pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, `Ibu, Bapak pulang`, dan rasa
letihku lenyap seketika," ujar Bapak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya:
feed-back `balikan`