NITROGEN
(jurnal)
BAB I
PENDAHULUAN
Nitrogen adalah unsur yang paling
berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian,
penggunaan nitrogen pada bidang biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan
unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi
dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup
diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi,
nitrifikasi, denitrifikasi.
Siklus nitrogen sendiri adalah suatu
proses konversi senyawa yang mengandungunsur nitrogen menjadi berbagai macam
bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun
non-biologis. Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi
karena ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci,
termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran
bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasannitrogen
dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus nitrogen global.
Pembukaannya sudah cukup, sekarang kita menginjak ke detail proses daur /
siklus nitrogen.
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur Hara
Nitrogen (N)
Sumber utama Nitrogen di dalam tanah
yaitu bahan organik tanah. Selain dari bahan organik tanah Nitrogen juga
diperoleh dari gas N2 di atmosfer melalui penambatan atau fiksasi Nitrogen.
Penambatan alami disebabkan oleh jasad-jasad renik (terutama bakteri dalam
tanah dan alga di air) dan gejala atmosfer tertentu, termasuk kilat.
Bentuk Nitrogen yang dapat digunakan
oleh tanaman adalah ion nitrat (NO3-) dan ion amonium (NH4+). Ion-ion ini
kemudian membentuk material kompleks seperti asam-asam amino dan asam-asam
nukleat yang dapat langsung diserap dan digunakan oleh tanaman tingkat tinggi.
Menurut Mengel dan Kirby (1987) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) pada pH tanah
yang rendah ion nitrat lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan ion
amonium, pada pH tanah yang tinggi ion Amonium diserap oleh tanaman lebih cepat
dibandingkan ion nitrat dan pada pH netral kemungkinan penyerapan keduanya
berlangsung seimbang.
Fungsi
Nitrogen bagi pertumbuhan tanaman adalah memperbaiki pertumbuhan vegetatif
tanaman. Tanaman yang tumbuh
pada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau. Selain itu Nitrogen berfungsi dalam
pembentukan protein.
Kebutuhan
Nitrogen Pada Tanaman
Nitrogen adalah unsur yang diperlukan
untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan
RNA. Tanaman harus mengekstraksi
kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah.
Sumber nitrogen yang terdapat dalam tanah, makin lama makin tidak
mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen
untuk mempertinggi produksi. Keinginan
menaikkan produksi tanaman untuk mencukupi kebutuhan pangan, berakibat
diperlukannya pupuk dalam jumlah yang banyak.
Industri pupuk yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk yang
semakin meningkat. Untuk itu perlu
dicari pupuk nitrogen alternatif dan rekayasa gen hijau kelihatannya dapat
memberikan harapan untuk memenuhi kebutuhan pupuk di masa yang akan datang.
Udara yang menyelubungi bumi mengandung
gas nitrogen sebanyak 80 %, sebahagian besar dalam bentuk N2 yang tidak dapat
dimanfaatkan. Tanaman dan kebanyakan
mikroba tidak mempunyai cara untuk mengikat nitrogen menjadi senyawa dalam
selnya. Untuk memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, pakar bioteknologi
memusatkan perhatiannya pada hubungan antara tanaman dengan jenis mikroba
tertentu yang dapat menambat nitrogen dari
udara dan menyusun atom nitrogen kedalam molekul ammonium, nitrat, atau senyawa
lain yang dapat digunakan oleh tumbuhan (Prentis, 1984).
Tanaman kacang-kacangan seperti buncis, kedelai, akarnya mempunyai
bintil-bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga
nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti. Simbiosis antara tanaman dan bakteri saling
menguntungkan untuk kedua pihak. Bakteri
mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan tanaman
inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan
kehidupannya.
Bakteri penambat nitrogen yang terdapat
didalam akar kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Bakteri ini
masuk melalui rambut-rambut akar dan menetap dalam akar tersebut dan
membentuk bintil pada akar yang bersifat khas pada kacang-kacangan. Belum diketahui sepenuhnya bagaimana
rhizobium masuk melalui rambut-rambut akar, terus ke dalam badan akar dan
selanjutnya membentuk bintil-bintil akar.
Untuk menambat nitrogen, bakteri ini
menggunakan enzim nitrogenase, dimana enzim ini akan menambat gas nitrogen di
udara dan merubahnya menjadi gas amoniak.
Gen yang mengatur proses penambatan ini adalah gen nif (Singkatan
nitrogen-fixation). Gen-gen nif ini
berbentuk suatu rantai, tidak terpencar kedalam
sejumlah DNA yang sangat besar yang menyusun kromosom bakteri, tetapi
semuanya terkelompok dalam suatu daerah.
Hal ini memudahkan untuk memotong bagian untaian DNA yang sesuai dari
kromoson Rhizobium dan menyisipkanya ke dalam mikroorganisme lain (Prentis,
1984). Dengan rekayasa genetik telah
berhasil ditransfer gen nif dari bakteri Rhizobium kedalam bakteri Escherechia coli, sehingga E. coli
mampu untuk menambat nitrogen. Dalam
percobaan ini tidak menggunakan gen Rhizobium, tetapi gen nif yang berasal dari
Klebsiella pneumoniae, yang merupakan bakteri tanah yang hidup bebas pada
tanaman inang. Bakteri ini mempunyai
lebih kurang 17 gen nif dan gen nif ini dapat ditransfer ke bakteri lain. Fenomena ini memberi harapan di masa yang
akan datang untuk mentransfer gen-gen tadi
ke dalam gen bakteri yang terdapat diperakaran gandum dan padi-padian
yang diketahui tidak dapat menambat nitrogen.
FUNGSI DALAM EKOLOGI
Nitrogen
sangatlah penting untuk berbagai proses kehidupan di Bumi. Nitrogen adalah
komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya dimasukkan ke dalam
protein, protein adalah zat yang sangat kita butuhkan dalam pertumbuhan.
Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam nukleat, seperti DNA dan RNA yang
nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan, banyak dari nitrogen digunakan dalam
molekul klorofil, yang penting untuk fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut.
Meskipun atmosfer bumi merupakan sumber berlimpah nitrogen, sebagian besar
relatif tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pengolahan kimia atau fiksasi alami
(melalui proses konversi seperti yang dilakukan bakteri rhizobium), diperlukan
untuk mengkonversi gas nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh
organisme hidup, oleh karena itu nitrogen menjadi komponen penting dari
produksi pangan.
PROSES-PROSES DALAM DAUR NITROGEN
Nitrogen
hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen organik,
amonium (NH4 +), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen (N2). Nitrogen
organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam produk antara
dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah
nitrogen dari satu bentuk kimia lain. Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba
baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan. Diagram di atas menunjukkan bagaimana
proses-proses cocok bersama untuk membentuk siklus nitrogen.
1. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi
nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen di
udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen disebut
diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat
menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini
dapat ditulis sebagai berikut: N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Mikro
organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau
biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan
beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof.
Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses
non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat
mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif :
a) Fiksasi
biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman
polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki nitrogen
sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen adalah
bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul akar kacang-kacangan.
Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.
b) Industri
fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan
penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari
gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH3).
Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2)
menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c) Pembakaran
bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang melepaskan
berbagai nitrogen oksida (NOx).
d) Proses
lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan terutama
petir, dapat memfiksasi nitrogen.
2. Asimilasi
Tanaman
mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk ion
nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang
mereka makan.
Tanaman
dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya. Jika
nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion
amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada
tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat
berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan
organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida
dan molekul organik kecil.
3. Amonifikasi
Jika
tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+) oleh
bakteri dan jamur.
4. Nitrifikasi
Konversi
amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam
tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri
nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +) dan
mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti
Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat
(NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit
merupakan racun bagi kehidupan tanaman.
Proses
nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :
NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas →
NO2- + H2O + H+
NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter →
NO3-
NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−
NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e
note
: "Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air
tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum,
karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan menyebabkan
sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah mengisi aliran
sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat berkontribusi untuk eutrofikasi,
sebuah proses dimana populasi alga meledak, terutama populasi alga biru-hijau.
Hal ini juga dapat menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena permintaan
yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak secara langsung beracun untuk
ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki efek tidak langsung pada
ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini."
5. Denitrifikasi
Denitrifikasi
adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), untuk
menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri
seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan
nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif
anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik. Denitrifikasi
umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk peralihan sebagai
berikut:
NO3−
→ NO2− → NO + N2O → N2 (g)
Proses
denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2
NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
6. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam
proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas
nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di
lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang
disebut oksidasi amonia anaerobik
KETERSEDIAAN DAN SIKLUS NITROGEN
Nitrogen
terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk
organik meliputi NH4+, NO3-, NO2-, NO2, NO dan unsur N. Juga terdapat bentuk
lain yaitu hidroksi amin (NH2OH), tetapi bentuk ini merupakan bentuk antara,
yaitu bentuk peralihan dari NH4+, menjadi NO2- dan bentuk ini tidak stabil
(Hakim, dkk,1991).
Penyediaan
ion dalam tanah dapat dipandang dari sudut mineral dengan masukan dan
kehilangan dari ekosistem dan laju transfer diantara komponen sistem.
Pendekatan ini berharga bagi nitrogen, dimana masukan karena curah hujan dan
fiksasi serta kehilangan akibat pencucian dan denitrifikasi merupakan sebagian
besar dari jumlah seluruhnya yang ada dengan siklus sistem tersebut. Untuk ion
yang di absorbsi, masukan ini tidak berarti dibandingkan dengan dengan jumlah
seluruhnya yang ada, termasuk kehilangana karena pencucian dalam tanah-tanah
subur.
Siklus
nitrogen adalah kompleks dan kompertemen organik merupakan bagian yang dominan,
beberapa macam bakteri terlihat dalam pengubahan NH4+ menjadi NO3+
(Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus adalah yang paling penting), tetapi
kedua bentuk itu dapat diambil oleh banyak tanaman dengan fasilitas yang sama.
Lebih
penting lagi adalah produksi NH4+ yang dihasilkan dari bahan organik yang
dibawa oleh bermacam-macam fungsi dan bakteri. Perombak dekomposisi ini juga
membutuhkan N, tetapi jika bahan mempunyai kandungan N rendah, bahan itu akan
dipesatukan ke dalam biomassa dan tidak dibebaskan, sampai penyediaan karbon
berkurang.
Rasio
Carbon-Nitrogen (C/N) merupakan cara untuk menunjukkan gambaran kandungan
Nitrogen relatif . Rasio C/N dari bahan organik merupakan petunjuk kemungkinan
kekurangan nitrogen dan persaingan di antara mikroba-mikroba dan tanaman
tingkat tinggi dalam penggunaan nitrogen yang tersedia dalam tanah (Foth,
1991).
Didalam
siklusnya nitrogen di dalam tanah mengalami mineralisasi, sedangkan bahan
mineral mengalami imobilisasi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa N yang
hilang ke atmosfir merupakan bagian terbesar. Secara teoritis, di simpulkan
bahwa N yang terdapat di dalam tanah akan habis terangkut dalam waktu yang
sangat lama dan sebagian besar N yang tertinggal didalam tanah sesudah tahun
pertama bukan dalam bentuk nitrat tetapi dalam bentuk bahan organik .
Ketersediaan
N tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti iklim dan macam
vegetasi yang kesemuanya dipengaruhi oleh keadaan setempat seperti topogrifi,
batuan induk, kegiatan manusia dan waktu ( Hakim, dkk,1988 )
APLIKASI UNTUK MEMPERTAHANKAN
KETERSEDIAAN NITROGEN
Bahan
organik meningkatkan produktifitas tanah melalui mineralisasi zat-zat hara.
Bahan organik mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi, daya ikat air yang
tinggi dan mampu meningkatkan sifat fisik tanah. Penambahan sebagian besar
nitrogen secara alami ketanah ditambahkan melalui fiksasi biologis simbiotik
dan non simbiotik seperti melalui penamaan tanaman leguminosa dan pemberian
Azolla.
Bakteri
Rhizobium yang hidup secara simbiotik pada bintil akar tanaman leguminosa
memfiksasi nitrogen dengan enzim nitrogenase yang berkombinasi dengan molekul
dinitrogen (N2) ( Foth, 1991).
Nitrogen
di dalam tanah terdapat dalam bentuk organik dan anorganik. Dengan komposisi
nitrogen di atmosfir (79%), nitrogen masih merupakan faktor pembatas bagi
penyediaan makanan bagi manusia dan hewan. Hal ini disebabkan karena sebagai
gas padat, nitrogen tidak bereaksi dengan unsur-unsur lainnya agar dapat
digunakan.
Faktor
utama yang mempengaruhi keputusan pengelolaan mengenai penggunaan dan pemakaian
pupuk adalah kehilangan nitrat karena pencucian denitrifikasi dan kehilangan
nitrogen sebagai N2, kehilangan amonia karena penguapan.
N-TOTAL
N-Total
Nitrogen
merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman dan
berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah 2005).
Menurut
Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari :
a.Bahan
Organik Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar
b.Pengikatan
oleh mikroorganisme dari N udara
c.Pupuk
d.Air
Hujan
Sumber
N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari
aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik
khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu.
Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses
dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.
Hilangnya
N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme.
Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 – 4000 kg/ha pada lapisan 0 – 20
cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah tersebut
(Hardjowigeno 2003). Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan
tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam
amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007). Nitrogen terdapat di
dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi
NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N. Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam
bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan urea
(CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di
dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami
imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali scbagai residu tanaman,
hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah
lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan.
KESIMPULAN
1. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi dengan
unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan
berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
2. Sumber utama Nitrogen di dalam tanah yaitu bahan
organik tanah. Selain dari bahan organik tanah Nitrogen juga diperoleh dari gas
N2 di atmosfer melalui penambatan atau fiksasi Nitrogen.
3. Bakteri penambat nitrogen yang terdapat didalam akar
kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium.
Bakteri ini masuk melalui
rambut-rambut akar dan menetap dalam akar tersebut dan membentuk bintil pada
akar yang bersifat khas pada kacang-kacangan.
4. Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau
humus, dan dalam produk antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun.
5. Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen disebut
diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat
menggabungkan hidrogen dan nitrogen.
6. Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui
absorbsi akar baik dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan
memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan.
7. Siklus nitrogen adalah kompleks dan kompertemen
organik merupakan bagian yang dominan, beberapa macam bakteri terlihat dalam
pengubahan NH4+ menjadi NO3+ (Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus adalah
yang paling penting), tetapi kedua bentuk itu dapat diambil oleh banyak tanaman
dengan fasilitas yang sama.
8. Ketersediaan N tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan seperti iklim dan macam vegetasi yang kesemuanya dipengaruhi oleh
keadaan setempat seperti topogrifi, batuan induk, kegiatan manusia dan waktu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2009. Kebutuhan Nitrogen Pada Tanaman.
http://acehpedia.org/Kebutuhan_Nitrogen_Pada_Tanaman. Diakses pada 03 April
2012
Anonim.
2009. Unsur hara Nitrogen. http://www.silvikultur.com/Unsur_Hara_Nitrogen.html.
Diakses pada 03 April 2012
Anonim.http://acehpedia.org/Kebutuhan_Nitrogen_Pada_Tanaman.
(3 April 2012)
Anonim.http://boymarpaung.wordpress.com/2009/02/19/sifat-kimia-tanah/.
(3 April 2012)
Anonim.http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2011/08/daur-siklus-nitrogen.html.
(3 April 2012)
Anonim.http://primma-funk5.blogspot.com/2009/01/nitrogen-dalam-perspektif-pertanian.html.
(3 April 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar