..

Selasa, 15 November 2011

Tanaman Padi di Pantura


Pendahuluan

Padi adalah suatu tanaman budidaya yang terpenting dalam peradaban karena merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Padi merupakan salah satu tanaman yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat, terutama di Indonesia.Masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan padi ini sebagian besar masyarakat menengah ke bawah, bahkan dapat dikatakan memiliki kondisi ekonomi yang kurang. Para petani yang terjun langsung ke sawah pada umumnya merupakan petani penggarap yang hanya mendapatkan pendapatan sekitar Rp. 20.000,- /hari.
Jalur Pantura (Jalur Pantai Utara) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalan nasional antara Merak hingga Ketapang yang dibuat oleh Daendels. Jalur pantura melintasi 5 provinsi : Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jalur sepanjang pantai utara memiliki potensi yang besar terutama di sektor perikanan, perkebunan, pertambangan dan pariwisata. Namun, potensi itu hingga kini belum tergarap secara optimal karena berbagai faktor di antaranya fasilitas infrastruktur yang minim, sarana dan prasarana produksi yang terbatas, dan akhir-akhir ini. cuaca ekstrem ikut memengaruhi aktivitas nelayan. Kawasan ini merupakan salah satu penyuplai terbesar untuk stok cadangan pangan di Indonesia.
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jalur Pantura menjadi daerah yang menjadi pusat produksi padi karena tanahnya memiliki tingkat kesuburan tinggi. Jenis tanah ini didomonasi oleh tanah latosol, alluvial dan grumusol. Wilayah pesisir pantai utara Jawa dikenal sebagai daerah yang agraris dengan ratusan ribu lahan pertanian produktif sekaligus lumbung pasokan pangan nasional. Produksi panenan padi paling optimal terdapat di Kendal, dihasilkan dari areal persawahan di jalur Pantura, antara lain meliputi, Kecamatan Kendal, Rowosari, Cepiring, serta  Weleri. Produktivitas gabah hasil panenan, bahkan bisa mencapai bobot 9,7 ton/hektar.
           
           



Pembahasan

Padi merupakan tanaman pangan yang berupa rumput berumpun. Tanaman budidaya ini diproduksi dalam jumlah besar dan terpenting dalam peradaban karena merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Cina sudah dimulai pada tahun 3.000 SM.
Indonesia  telah dikaruniai kekayaan alam dengan beraneka ragam tanaman tropis yang memiliki karakteristik yang unik. Beberapa beras produksi Indonesia bahkan memiliki aroma yang khas. Akan tetapi, beras aromatik Indonesia ini belum dikenal di pasar internasional.
Sebagian besar padi yang dipasarkan dan kita konsumsi diproduksi dari daerah-daerah sekitar Pantura, seperti Karawang, Jombang, Indramayu, Kendal, dll. Wilayah pesisir pantai utara Jawa ini dikenal sebagai daerah agraris dengan ratusan ribu hektar lahan pertanian produktif sekaligus lumbung pasokan pangan Jabar maupun nasional. Produksi panenan padi paling optimal terdapat di Kendal, dihasilkan dari areal persawahan di jalur Pantura, antara lain meliputi, Kecamatan Kendal, Rowosari, Cepiring, serta  Weleri. Produktivitas gabah hasil panenan, bahkan bisa mencapai bobot 9,7 ton/hektar.


Gambar 1. Padi

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Monotyledonae
Keluarga          : Gramineae (Poaceae)
Genus              : Oryza
Spesies            : Oryza spp.

            Syarat Tumbuh         
                       
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1500 m dpl dengan tempeatur 19 – 270 °C. tanaman padi membutuhkan penyinaran yang maksimal. Padi membutuhkan tanah lumpur subur dengan ketebalan 18 – 22 cm dan pH tanah 4 – 7. Penyerbukan dan pembuahan membutuhkan bantuan angin. Budidaya padi memiliki beberapa pedoman teknis seperti cara menanam benih, perendaman benih, pemeliharaan pembibitan/ penyemaian, pemindahan benih, pemupukan, pengolahan lading ringan, penyiangan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, dan cara panen dan pasca panen.
            Benih
Sawah membutuhkan 1,5 – 3 kg benih dengan jarak tanam 25 x 25 cm/ 1000 m2. Jumlah ideal penyebaran sekitar 50 – 60 gr/m2.
            Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air dengan dosis 2 cc/lt air selama 6 – 12 jam. Setelah dipilih yang berisi dan ditiriskan, diperam dengan daun pisnag atau dipendam di dalam tanah selama 1 – 2 malam.
            Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 – 5 cm. setelah berumur 7 – 10 hari dan 14 – 18 hari dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tangki.
            Pemindahan Benih
Bibit yang siap ditanam di sawah adalah yang telah berumur 21 – 40 hari, telah memiliki 5 – 7 helai daun, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam dan tidak mudah terserang hama dan penyakit.
            Pemupukan
Penggunaan pupuk harus sesuai dengan dosis yang berlaku. Semua produk makro dicampur dan disebarkan secara merata ke lahan sesuai dosis.
            Pengolahan Lahan Ringan
Biasanya dialkukan pada umur 20 hari sebelum tanam yang bertujuan untuk membuat sirkulasi udara dalam tanah.
            Penyiangan
Penyiangan rumput-rumput liar dilakukan tiga kali ketika berumur 4 minggu, minggu dan 55 minggu.
            Pengairan
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, dan masa pembungaan. Pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum pembungaan yang bertujuan untk pembentukan anakan dan fse pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
            Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman padi adalah hama putih, wereng, walang sangit, kepik hijau, penggerek batang padi, hama tikus, burung, penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, busuk pelepah daun, penyekit fusarium, penyakit hawar daun, penyakit kerdil, dan penyakit tungro. Berbagai macam hama dan penyakit pengganggu tanaman ini dapat bersumber dari virus, bakteri, atau nematode yang memiliki tanda dan gejala tampak yang berbeda. Ketiganya memiliki cara pengendalian yang berbeda-beda.
            Panen dan Pasca Panen
                        Panen dilakukan jika butir gabah 80% menguning dan tangkainya menunduk.
           
            Produsen Padi di Wilayah Pantura

           
            Gambar 2. Padi di Wilayah Pantura
Wilayah Pantura terdiri dari 5 propinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jalur sepanjang pantai utara ini memiliki potensi yang besar terutama di sektor perikanan, perkebunan, pertambangan dan pariwisata. Kawasan ini merupakan salah satu penyuplai terbesar untuk stok cadangan pangan di Indonesia.
Wilayah Pantura Jabar dianggap memenuhi syarat sebagai daerah sentra lumbung padi karena berbagai kelebihan yang dimilikinya. Wilayah Pantura Jabar yang agraris membuat pemerintah tertarik untuk mempertahankan wilayah pantura tersebut untuk tetap dijadikan penghasil beras andalan. Upaya yang dilakukan pemerintah terkait hal ini antara lain memberikan dukungan berbagai sarana dan prasarana pertanian, mulai dari sarana irigasi, bibit, maupun pupuk.
Kabupaten Karawang merupakan salah satu kabupaten lumbung padi di wilayah Pantura Propinsi Jabar. Sebagian besar topografinya berbentuk daratan dengan variasi ketinggian antara 0-5 M diatas permukaan laut, dan sedikit bagian wilayah berbukit. Secara umum jenis tanah di Kabupaten Karawang terdiri dari alluvial terutama pada lahan sawah dataran rendah, sedangkan untuk daerah berbukit terdiri dari padzolik dan latosal. Lahan sawah umumnya ditanam padi 2 kali setahun, yang mencakup luasan 91.373 ha. Masa tanam padi puncaknya pada bulan-bulan April-Juli dan Nopember-Januari; dengan puncak masa panen padi pada bulan-bulan Februari-April dan Juli-Oktober
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jalur Pantura Jateng juga merupakan daerah penghasil padi karena tanahnya memiliki tingkat kesuburan tinggi. Jenis tanah ini didominasi oleh tanah latosol, alluvial dan grumusol. Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap. Salah satu daerah yang menjadi penghasil padi pada kawasan ini adalah daerah Rembang.
Produksi padi di Kabupaten Rembang dari tahun 1996-2001 mengalami pertumbuhan yang positif dan bahkan dapat mencapai swasembada pangan. Tetapi pada tahun 2002-2003 mengalami penurunan yang cukup signifikan, penurunan produksi padi disebabkan oleh penurunan luas area panen.


Gambar 2. Tabel Produktivitas Tanaman Padi di Rembang.

Wilayah Pantura Jatim, mulai dari Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik juga mulai berkembang menjadi penghasil beras. Secara tradisional, sebenarnya daerah tersebut bukan merupakan daerah penghasil beras karena struktur tanahnya yang berupa bukit kapur kepanjangan dari Jawa Tengah. Tetapi, belakangan ini Pantura menjadi primadona baru, sebagai daerah penghasil beras yang cukup potensial. Daerah yang paling berpotensial sebagai penghasil beras di kawasan ini adalah Kabupaten Bojonegoro. Sedikitnya sekitar 100.000 ha sawah masih dapat dioptimalkan untuk panen padi dari sekali menjadi 2 tahun. Keberhasilan ini diperoleh melalui rekayasa mengangkat air dari sungai Bengawan Solo ketika musim kemarau untuk mengairi sawah yang letaknya di atas permukaan sungai.
Keadaan iklim di wilayah Pantai Utara seringkali berubah-ubah terhadap kenaikan air laut. Akibat perubahan iklim maka terjadi kenaikan muka air laut di Pantura Jawa antara 6-10 mm per tahun. Karena hal itu maka dapat berdampak buruk bagi keadaan Pantura sendiri, terutama untuk pertanian di wilayah tersebut, 64.3 hektar sawah  akan tergenang dan akan mengakibatkan puso bagi sawah yang sedang digunakan untuk media tanam padi. Wilayah pesisir pantai utara Jawa dikenal sebagai daerah yang agraris dengan ratusan ribu lahan pertanian produktif sekaligus lumbung pasokan pangan nasional.
Berbagai kebijakan di sektor pertanian dilakukan untuk mengoptimalkan potensi tiap-tiap daerah untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal. Kebijakan pembangunan sektor pertanian diujukan untuk
a. meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dalam arti luas yang meliputi pekebunan, peternakan dan nelayan melalui pengembangan usaha pertanian berwawasan agribisnis
b. meningkatkan produksi pertanian untuk mencapai ketahanan pangan keluarga dan daerah, serta memenuhi bahan baku industri pengolahan untuk mengisi pasar domestik dan ekspor
c. meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarkat; (d) meningkatkan kemandirian petani, peternak, pekebun dan nelayan melalui pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan pertanian.






Kesimpulan

Padi merupakan tanaman budidaya yang diproduksi dalam jumlah besar dan terpenting dalam peradaban karena merupakan sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar warga Indonesia. Sebagian besar padi yang dipasarkan dan kita konsumsi diproduksi dari daerah-daerah sekitar Pantura, seperti Karawang, Jombang, Indramayu, Kendal, dll. Wilayah pesisir pantai utara Jawa ini dikenal sebagai daerah agraris dengan ratusan ribu hektar lahan pertanian produktif sekaligus lumbung pasokan pangan Jabar maupun nasional.
Budidaya padi memiliki beberapa pedoman teknis seperti cara menanam benih, perendaman benih, pemeliharaan pembibitan/ penyemaian, pemindahan benih, pemupukan, pengolahan lading ringan, penyiangan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, dan cara panen dan pasca panen.
Wilayah Pantura terdiri dari 5 propinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jalur sepanjang pantai utara ini memiliki potensi yang besar dalam sektor pertanian. Wilayah Pantura Jabar yang agraris membuat pemerintah tertarik untuk mempertahankan wilayah pantura tersebut untuk tetap dijadikan penghasil beras andalan. Pantura Jateng juga merupakan daerah penghasil padi karena tanahnya memiliki tingkat kesuburan tinggi karena didominasi oleh tanah latosol, alluvial dan grumusol. Wilayah Pantura Jatim, mulai dari Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik juga mulai berkembang menjadi penghasil beras.
Berbagai kebijakan di sektor pertanian dilakukan untuk mengoptimalkan potensi tiap-tiap daerah untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal dengan tujuan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, meningkatkan produksi pertanian untuk mencapai ketahanan pangan. meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarkat, meningkatkan kemandirian petani, peternak, pekebun dan nelayan melalui pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan pertanian




                              Materi Pendukung



Ajijah. Roberto Purba Yanto Rachmat Iskandar. Kala pantura tidak hanya hasilkan padi.http://bataviase.co.id/node/485774.  

Produksi Padi di Pantura Terancam Menurun. http://202.169.46.231/News/2006/02/23/Nusantar/nus01.htm 

Produktivitas Padi di Pantura Kendal Tinggi Semarang metro. http://suaramerdeka.com/.

 http://m.detik.com/read/2004/06/24/102201/167556/131/pantura-dipertahankan-sebagai-.

Prabowo  ,Abror Yudi. BUDIDAYA PADI. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-padi.html.

 MENGENAL TANAMAN PADI LEBIH DEKAT. smk.nuruljadid.net. 

http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/kp3k/profil_detail/46.
http://www.ptpn-11.com/mewaspadai-dampak-perubahan-iklim.html 

Pantura Dipertahankan Sebagai ”Lumbung Padi”. http://m.detik.com/

 http://www.rembangkab.go.id/potensipotensi-daerah/pertanian/tanaman-pangan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar