KEDELAI
Kedelai
merupakan komoditas pertanian yang sangat penting, karena memiliki multi guna.
Kedelai dapat dikonsumsi langsung dan dapat juga digunakan sebagai bahan baku
agroindustri seperti tempe, tahu, tauco, kecap, susu kedelai dan untuk
keperluan industri pakan ternak. Sebagai tanaman yang banyak mengandung
protein, kedelai memerlukan banyak unsur-unsur hara, terutama N dan P untuk
pertumbuhannya.
Menurut
Sharma (1993) tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Polypetales
Family : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merril
Sistem
perakaran kedelai adalah akar tunggang yang terdiri dari akar utama dan akar
cabang. Selain sebagai penyerap unsur hara dan penyangga tanaman, pada
perakaran kedelai ini adalah merupakan tempat terbentuknya bintil/nodul akar
yang berfungsi sebagai tempat bakteri Rhizobium.
Kedelai
adalah tanaman setahun yang tumbuh tegak (tinggi 70-150 cm), menyemak berbulu
halus (pubescens), dengan sistem perakaran luas. Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau
setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat
dibedakan menjadi dua. Bagian batang di
bawah keping biji yang belum lepas disebut hypokotil, sedangkan bagian di atas
keping biji disebut epycotyl. Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau.
Terdapat
empat tipe daun yang berbeda, yaitu kotiledon atau daun biji, daun primer
sederhana, daun bertiga, dan daun
profila. Daun primer sederhana berbentuk telur (oval) berupa daun tunggal
(unifoliat) dan bertangkai sepanjang 1-2 cm, terletak berseberangan pada buku
pertama di atas kotiledon. Daun-daun berikutnya daun bertiga (trifoliat), namun
adakalanya terbentuk daun berempat atau daun berlima.
Kultivar
kedelai memiliki bunga bergerombol terdiri atas 3-15 bunga yang tersusun pada
ketiak daun. Karekteristik bunganya seperti famili Papilionaceae lainnya, yaitu
corolla (mahkota bunga) terdiri atas 5 petal yang menutupi sebuah pistil dan 10
stamen (benang sari). 9 stamen berkembang membentuk seludang yang mengelilingi
putik, sedangkan stamen yang kesepuluh terpisah bebas.
Banyaknya
polong bergantung jenisnya. Ada jenis kedelai yang menghasilkan banyak polong,
ada pula yang sedikit. Berat masing-masing biji pun berbeda-beda, ada yang bisa
mencapai berat 50-500 gram per 100 butir biji. Selain itu warna biji juga
berbeda-beda. Perbedaan warna biji dapat dilihat pada belahan biji ataupun pada
selaput biji, biasanya kuning atau hijau transparan (tembus cahaya). Ada pula
biji yang berwarna gelap kecoklat-coklatan sampai hitam, atau berbintik-bintik.
Semua
varietas kedelai mempunyai bulu pada
batang, cabang, daun dan polong-polongnya. Lebat atau tidaknya bulu serta kasar
atau halusnya bulu tergantung dari varietas masing-masing. Begitu pula warna bulu berbeda-beda, ada yang
berwarna coklat dan ada pula yang putih kehijauan.
Sistem
pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate
adalah tipe pertumbuhan pucuk batang yang jika tanaman telah berbunga
pertumbuhan batangnya terhenti dan tipe indeterminate adalah pertumbuhan pucuk
batang dapat terus berlangsung walaupun tanaman telah mengeluarkan bunga. Daun
kedelai berwarna hijau, mempunyai dua bentuk daun, yaitu stadia kotiledon yang
tumbuh saat masih kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai
tiga yang tumbuh setelah masa perkecambahan.
Akar
kedelai mulai muncul disekitar misofil. Kemudian akar muncul kedalam tanah,
sedangkan kotiledon akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan dari
hipokotil. Akar tanaman kedelai terdiri dari akar tunggang dan akar sekunder
yang tumbuh dari akar tunggang. Untuk memperluas permukaan kontaknya dalam
menyerap unsur hara, akar juga membentuk bulu-bulu akar. Bulu akar merupakan
penonjolan dari sel-sel epidermis akar. Pada akar terdapat bintil-bintil akar
yang berkoloni dari bakteri Rhizhobium
japonicum yang terbentuk di akar, yang dapat mengikat N, bersimbiosa dengan
tanaman.
Bintil
akar dapat terbentuk pada tanaman kedelai muda setelah ada akar rambut pada
akar utama atau akar cabang. Bintil akar dibentuk oleh Rhizobium japonicum.
Akar mengeluarkan triptofan dan substansi lain yang menyebabkan perkembangan
pesat dari populasi bakteri yang menyebabkan akar rambut melengkung sebelum
bakteri menginfeksi ke dalamnya. Gejala
ini tidak tampak apabila infeksi terjadi pada akhir pertumbuhan akar
rambut.
Daun
berbentuk bulat (oval), yang mempunyai bulu. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm
dan lebar 0,0025 mm. kepadatan bulu berkisar 3-20 buah/mm. pada varietas
anjasmoro kepadatan bulu jarang. Kedelai dapat berbunga ketika memasuki stadia
reproduktif yaitu 5-7 minggu bergantung pada varietas. Bunga
kedelai umumnya muncul pada ketiak tangkai daun. Jumlah bunga yang ada pada
setiap tangkai daun beragam, antara 2-25 bunga.
Penyerbukan
bunga berlangsung secara sendiri dengan tepung sari sendiri karena pembuahan
terjadi sebelum bunga kedelai mekar. Polong pertama kali muncul sekitar 7-10
hari setelah munculnya bunga pertama.
Polong berwarna hijau, Panjangnya polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong
terbentuk pada setiap ketiak daun sangat beragam, antara 1-10 polong dalam
setiap kelompok. Dalam satu polong berisi 1-4 biji. Bentuk biji kedelai pada
umumnya bulat lonjong, ada yang bundar bulat agak pipih.
Kedelai
termasuk tanaman berhari pendek, artinya kedelai tidak mampu berbunga jika
panjang hari melebihi batas kritis yaitu 15 jam
per hari. Oleh sebab itu pada daerah topik yang panjang hari 12 jam
kedelai akan mengalami penurunan produksi karena masa berbunganya menjadi
pendek. Fase vegetatif atau juvenil adalah interval waktu selama tanaman
tersebut belum mampu bereproduksi (membentuk biji). Secara alami periode ini
berakhir setelah 1 hingga 45 tahun tergantung pada spesies dan kondisi lingkungannya.
Lamanya periode juvenil lebih dipengaruhi oleh kontrol genetik.
Sejumlah
karakter morfologis dan fisiologis mungkin dapat dihubungkan dengan fase juvenil
ini. Fase juvenil diawali dengan pembukaan tunas dan perluasan sel meristem
apikal. Semua proses yang berlangsung dalam tubuh tanaman ditujukan untuk
pertambahan jumlah dan volume sel meristem pada titik-titik tumbuh tanaman.
Pertumbuhan meninggi dan pembentukan tunas-tunas pucuk mendominasi proses
pertumbuhan.
Transisi
menuju tingkat dewasa pada umumnya berlangsung secara bertahap, dan dalam satu
pohon tertentu, tidak semua karakter juvenil berubah pada tahap yang sama.
Beberapa jenis ekaliptus, seperti Eucalyptus pulverulenta, mempertahankan pola
daun juvenilnya sementara memasuki masa dewasa yang berhubungan dengan
kemampuan pembentukan bunga.
Fase
reproduktif adalah masa ketika tanaman telah mampu membentuk organ-organ
reproduksi dan melangsungkan proses reproduksi untuk membentuk biji. Fase ini
terjadi setelah pertambahan jumlah dan volume sel memadai (tanaman mencapai
jumlah primordia tertentu yang memungkinkan tanaman untuk mulai berbunga), yang
ditandai dengan stabilnya pembelahan sel: pola pembelahan berubah untuk mulai
membentuk meristem lateral. Tanaman memasuki fase reproduktif setelah
tercapainya suatu karakter genetik yang disebut size effect dan endogenous
timing. Size effect adalah ukuran tertentu yang berhubungan dengan kemampuan
tanaman mengatur penyerapan, suplai dan alokasi makanan. Endogenous timing
adalah umur tertentu yang secara genetis berhubungan dengan kesiapannya untuk
berbunga.
STADIA
PERTUMBUHAN KEDELAI
Pengetahuan
tentang stadia pertumbuhan tanaman kedelai sangat penting, terutama bagi para
pengguna aspek produksi kedelai. Hal initerkait dengan jenis keputusan yang
akan diambil untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal dengan tingkat produksi
yang maksimal dari tanaman kedelai, misalnya waktu pemupukan, penyiangan, pengendalian
hama dan penyakit, serta penentuan waktu panen.
1.
Stadia pertumbuhan vegetatif
Stadia
pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman mulai muncul kepermukaan tanah
sampai saat mulai berbunga. Stadia perkecambahandicirikan dengan adanya
kotiledon, sedangkan penandaan stadiapertumbuhan vegetatif dihitung dari jumlah
buku yang terbentuk padabatang utama. Stadia vegetatif umumnya dimulai pada
buku ketiga
2.
Stadia pertumbuhan reproduktif
Stadia
pertumbuhan reproduktif (generatif) dihitung sejak tanamankedelai mulai
berbunga sampai pembentukan polong, perkembangan biji,dan pemasakan biji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar