..

Minggu, 22 April 2012

KESALAHAN BENTUKAN KATA

KESALAHAN BENTUKAN KATA


A. Kesalahan Bentukan Kata
Faktor afiksasi memegang peranan penting dalam pemakaian bahasa Indonesia, khususnya dalam segi pembentukan kata. Menurut posisinya, afiks atau imbuhan bahasa Indonesia terbagi atas tiga jenis imbuhan, jenis awalan, akhiran, dan sisipan. Diantara ketiga jenis imbuhan, jenis yang disebut terakhir tidak begitu produktif dalam peristiwa pembentukan kata. Karena itu kesalahan pemakaian jenis imbuhan tersebut tidak begitu banyak dilakukan para pemakai bahasa Indonesia jika dibandingkan dengan kedua jenis imbuhan lainnya.
Dalam kata bentuk awalan menduduki posisi awalan kata. Awalan yang tinggi frekuensi pemakaiannya yaitu: awalan meng-, ber-, pe-, ber-, di,- ke-, ter-, dan se-. Diantara awalan itu di samping ada yang memiliki bentuk yag tetap, terdapat pula yang mengalami bentuk perubahan bunyi. Hal itu tidak menutup kemungkinan para pemakai bahasa Indonesia dalam melakukan kesalahan mengucapkan bentuk-bentuk tersebut. Kesalahan lainnya dapat terjadi dalam segi fungsi awalan itu, baik dalam segi gramatikalnya maupun semantisya. Kesalaha-kesalahan dalam pemakaian awalan akan kita analisis pada bagian pertama modul.




B. Kesalahan Bidang Imbuhan 
Akhiran merupakan jenis imbuhan atau afiks yang menduduki posisi akhir kata bentukan. Ada tiga macam akhiran bentukan utama bahasa Indonesia yaitu akhiran an, kan, dan i. Dalam peristiwa pembentukan kata ketiga akhiran itu tidak mengalami perubahan bentuk.
Walau demikian, terdapat keistimewaan pada peristiwa pembentukan kata dengan-i. Hal ini tidak pernah menghasilkan kata bentukan dari kata dasar yang terakhir dengan fonem i.
Dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan pemakaian akhiran baik dalam segi bentuk maupun fungsinya. Perhatikan contoh berikut!

- Kursi ruang tamu itu
- Besarin sedikit bajumu
- Letakin senjata
- Kontrakkin saja rumahmu 

Ditinjau dari segi bentuk kata, pemakaian akhiran i, pada contoh kalimat-kalimat dari sistem akhiran i bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kata dasar kursi berkhiran dengan i sehingga tidak mungkin diakhiri lagi denan akhiran i. Tetapi dilihat dari fungsinya i padakedua bentukan itu berfungsi gramatik; yaitu membentuk kata kerja transitif. Begitu pula akhiran tersebut berfungsi semantik, yaitu mengandung makna “memberikan” atau “membubuhkan”. Cara lain untuk mengemukakan maksud atau gagasan yang terkandung dalam bentuk tersebut yaitu pembentukan kata dengan menggunakan akhiran kata in seperti yang terlihat pada contoh contoh kalimat dibawahnya.




C. Kesalahan Berahasa dalam Penggabungan Imbuhan
Dalam peristiwa pembentukan kata sering terjadi perstiwa penggabungan imbuhan, baik antara awalan dengan awalan ataupun antara awalan dengan akhiran. Dalam hal ini terdapat dua macam penggabungan, yaitu penggaungan yang dilakukan secara serempak dan penggabungan yang dilakukan secara bertahap. Hal yang pertama misalnya terjadi pada kata kekuatan, perdebatan, pemukulan.
 Dalam hal ini ke-an, per-an, peN-an, secara serempak membentuk ketiga kata bentukan di atas dengan menggunakan kata dasar kuat, debat dan pukul. Karena kedua macam imbuhan itu masing-masing tidak berdiri sendiri, maka makna yag dikandungnya pun merupakan satu kesatuan. Imbuhan seperti itu disebut dengan istilah konfiks. Lain halnya dngan me-kan, per-kan, memper-kan. Misalnya pada kata menggunakan, pergunakan, mempergunakan. Dalam hal ini akhiran kan lebih dahulu berfungsi pada kata bentuk itu daripada me-, per-, memper-. Bentukan imbuhan seperti ini tidak sama fungsinya dengan konfiks, untuk itu, perhatikan proses bentukan kata-kata di atas.

 1.  ke-an + kuat = kekuatan
      per-an + debat = perdebatan
      peng-an + pukul = pemukulan
2.  guna +kan = gunakan, me + gunakan = menggunakan
     guna+kan = gunakan, per + gunakan = pergunakan







KESIMPULAN

Dalam kata bentuk awalan menduduki posisi awalan kata. Awalan yang tinggi frekuensi pemakaiannya yaitu: awalan meng-, ber-, pe-, ber-, di,- ke-, ter-, dan se-. Diantara awalan itu di samping ada yang memiliki bentuk yag tetap, terdapat pula yang mengalami bentuk perubahan bunyi.
Ada tiga macam akhiran bentukan utama bahasa Indonesia yaitu akhiran an, kan, dan i. Dalam peristiwa pembentukan kata ketiga akhiran itu tidak mengalami perubahan bentuk. Dalam hal ini terdapat dua macam penggabungan, yaitu penggaungan yang dilakukan secara serempak dan penggabungan yang dilakukan secara bertahap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar