..

Selasa, 15 Mei 2012

RESIDU PESTISIDA

RESIDU PESTISIDA

Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang setiap harinya selalu meningkat,banyak kendala yang sering dihadapi oleh para petani yang menyebabkan hasil dari pertaniannya selalu gagal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu serangan hama tanaman. Untuk mengatasi hal ini para petani sering menggunakan pestisida,di satu kondisi bahwa pestisida ini mengandung suatu zat yang berbahaya atau zat kimia beracun yang apabila penggunaannya berlebihan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran baik bagi bahan pangan,air ,dan lingkungan hidup.

Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury dan serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke-15. Kemudian pada abad ke-17 nikotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai digunakan sebagai insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua jenis pestisida alami yaitu, pyretrum yang diekstrak dari chrysanthemum dan rotenon yang diekstrak dari akar tuba Derris eliptica (Sastroutomo, 1992).

Dari sejumlah residu yang terkandung pada hasil pertanian sebagai bahan pangan bagi manusia yang ditinggalkan  dalam berbagai siklus akan memberikan dampak yang signifikan bagi manusia baik secara langung maupun tidak langsung yaitu melalui proses pernapasan dan masuk ke saluran pencernaan bersamaan dengan makanan dan air minum.

Yang dimaksud dengan residu pestisida adalah suatau zat tertentu yang terkandung di dalam produk atau hasil dari suatu pertanian baik sebagai bahan pangan maupun pakan bagi hewan yang berasala dari proses penggunaan pestisida baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Dari berbagai literatur menyebutkan bahwa peggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian semakin meningkat lebih dari 50 kali lipat semenjak tahun 1950. Dan pada saat ini sekitar 2,5 juta ton pestisida digunakan setiap tahunnya. Dari hasil penelitian Sudarmo tahun 1987 menyebutkan bahwa dari seluruh pestisida yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75% digunakan oleh negara-negara berkembang.
Environmental Working Group (EWG) di Amerika Serikat melakukan penelitian residu pestisida pada buah dan sayur berdasarkan data dari United States Department of Agricuture (USDA) dan FDA. Berikut adalah daftar buah dan sayur dengan kandungan pestisida tertinggi, berdasarkan ranking dimana skor terburuk adalah apel:
1. Apel
2. Seledri
3. Stroberi
4. Persik
5. Bayam
6. Nektarin
7. Anggur
8. Sweet bell peppers
9. Kentang
10. Blueberry
11. Selada
12. Kale / collard hijau

Berikut adalah daftar buah dan sayur paling bersih dari residu pestisida, dimana bawang merah adalah makanan dengan residu pestisida terendah:
1. Bawang merah/Bombay
2. Jagung manis
3. Nanas
4. Alpukat
5. Asparagus
6. Sweet peas
7. Mangga
8. Terong
9. Melon
10. Kiwi
11. Kubis
12. Semangka
13. Ubi jalar
14. Jeruk grapefruit
15. Jamur

Di Indonesia,tingkatan residu pestisida pada hasil pertanian yang semakin tinggi akan menyebabkan kegiatan ekspor pertanian selalu gagal atau selalu ditolak oleh negara lain. jumlah residu pestisida yang meningkat ini disebabkan oleh pemakaian pestisida yang berlebihan dan tidak sesuai dengan peraturan yang ada. 

Untuk mengurangi atau mengatasi masalah ini beberapa hal yang perlu diaplikasikan bagi kehidupan petani,yaitu:
  1. Perlu pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan untuk bagi petani dalam mengaplikasikan pestisida.
  2. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat luas bagaimana Cara mengurangi kadar residu pestisida bahan pangan sebelum dikonsumsi.
  3. Perlu penelitian lebih lanjut oleh instansiliembaga terkait dan Perguruan Tinggi untuk mendapatkan informasi residu pestisida yang aman untuk manusia dan lingkungan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar