..

Selasa, 15 Mei 2012

Lahan basah atau wetland

Lahan basah atau wetland




Lahan basah atau wetland (Ingg.) adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau atau asin.

Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi (masyarakat tetumbuhan), seperti hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain. Margasatwa penghuni lahan basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, dan pelbagai macam ikan; hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia, termasuk pula harimau dan gajah.

Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan, maupun –di Indonesia– sebagai wilayah transmigrasi. Mengingat nilainya yang tinggi itu, di banyak negara lahan-lahan basah ini diawasi dengan ketat penggunaannya serta dimasukkan ke dalam program-program konservasi dan rancangan pelestarian keanekaragaman hayati semisal Biodiversity Action Plan.

Di Indonesia, lahan basah utama diklasifikasikan sebagai berikut :
Rawa
Hutan mangrove
Terumbu karang
Padang lamun
Danau
Muara
Sungai
Sawah
Tambak dan Kolam garam

Manfaat Lahan Basah itu sendiri adalah :
- mencegah banjir
- mencegah abrasi pantai
- mencegah intrusi air laut
- menghasilkan material alam yang bernialai ekonomis, seperti kayu, bahan obat-obatan, dsb.
- menyediakan kebutuhan manusia akan air minum, irigasi, mck, dsb.
- sebagai sarana transportasi
- sebagai lokasi pendidikan dan penelitian

Cirri tanah subur pada lahan basah yaitu:
memiliki penuh nutrisi
terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organic
salinitas tanahnya yang tinggi
daur penggenangan oleh air
telah melewati proses adaptasi dan evolusi
di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik


Cirri tanah tidak subur pada lahan basah yaitu:
tanahnya berlumpur
dibanjiri dengan air tawar
tanah bergambut
lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi
mengalami genangan air yang  lama



Tiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen fisik, kimia, dan biologi, sepertitanah, air, spesies tumbuhan dan hewan, serta zat hara. Proses yang terjadi antar-komponendan di dalam tiap komponen membuat lahan basah dapat mengerjakan fungsi-fungsitertentu, dapat membangkitkan hasilan, dan dapat memiliki tanda pengenal khas ekosistem.
Menurut Dugan (1990), fungsi lahan basah ialah:

  1. Pengisian kembali air tanah, yang terutama dijalankan oleh dataran banjir, rawa air tanah,danau, lahan gambut dan hutan rawa.
  2. Pelepasan air tanah
  3. Penambatan sedimen, bahan beracun dan hara
  4. Rekreasi dan turisme
  5. Pengendalian banjir, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali sistem pantai terbuka (Dijalankan Oleh semua bentuk lahan basah).
  6. Pengukuran garis tepilaut ( shoreline) dan pengendalian erosi, yang terutama dijalankanoleh estuari, kewasan mangrove, sistem pantai terbuka, dataran banjir dan rawa air tawar
  7. Ekspor biomassa, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali lahan gambut.
  8. Perlindungan terhadap badai dan pematah angin, yang terutama dijalankan oleh estuari,kawasan mangrove, sistem pantai terbuka dan hutan rawa.
  9. Pengukuhan iklim mikro, yang terutama dijalankan oleh kawasan mangrove, dataran banjir, rawa air tawar, danau dan hutan rawa.
  10. Pengangkutan air, yang terutama dijalankan oleh estuari, kawasan mangrove, dataran banjir dan danau. Imbuhan (pengisian kembali) air tanah terjadi pada waktu air bergerak dari lahan basah ke bawah dan masuk ke dalam akuifer. Selama pergerakan ini terjadi pembersihan air. Air dalam akuifer dapat mengalir ke samping dan akhirnya dapat naik ke permukaan lahan basah lain. Jadi, imbuhan air tanah di lahan basah yang satu bergandengan dengan pelepasan air tanah di lahan basah yang lain. Fungsi imbuhan dan pelepasan air tanah antarlahan basah dalam setahun dapat tertukarkan, tergantung padakenaikan dan penurunan permukaan air tanah setempat yang mengubah arah landaian permukaan air tanah.

Produk-produk yang dapat dihasilkan lahan basah alami berasal dari sumberdayahutan (kayu, damar, buah, bahan obat), sumbedaya satwa liar (kulit, telur, madu),sumberdaya akuatik (ikan), sumberdaya nabati yang menghasilkan hijauan pakan, dan bekalan ( supply) air dari air yang ditambat. Gambut berkemampuan menambat air sangat besar. Setiap gambut secara rerata dapat menambat air yang cukup untuk memenuhikebutuhan air rumahtangga satu orang selama 10 hari.

Hal yang paling utama berkenaan dengan sebab-sebab kehilangan lahan basah akibattindakan manusia ialah:
Secara langsung:

  • Pengatusan untuk pertanian, kehutanan, dan pengendalian nyamuk
  • Penggalian saluran untuk navigasi dan perlindungan terhadap banjir
  • Penimbunan atau peninggian lahan untuk jalan dan pembangunan kawasan tempat tinggal dan industry
  • Konversi untuk akuakultur atau marikultur
  • Pembuatan bendung, tanggul, dan dinding penahan laut untuk  pengendalian banjir, pasokan air, dan irigasi
  • Pelepasan pestisida, hara dan limbah rumah tangga dan aliran limpas pertanian, serta sedimen
  • Nenambang gambut untuk bahan bakar atau medium semai
  • Penyedotan air bumi berlebihan

Secara taklangsung:

  • Pengalihan sedixnen oleh bendung dan saluran dalam
  • Pengubahan hidrologi oleh saluran dan jalan
  • Amblesan oleh pengatusan, pematangan tanah mineral, perubahan  fisik  dan kimia gambut, serta penyedotan air bumi berlebihan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar