JENIS DAN KARAKTER GULMA SERTA MASALAH YANG
DITIMBULKAN PADA TANAMAN PADI SAWAH
(Jurnal)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pangan merupakan
kebutuhan manusia yang paling mendasar, sehingga ketersediaan pangan khususnya
beras bagi masyarakat harus selalu terjamin. Dengan terpenuhinya kebutuhan
pangan masyarakat, maka masyarakat akan memperoleh hidup yang tenang dan akan
lebih mampu berperan dalam pembangunaan.
Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas dan kuantitas adalah gangguan
gulma. Gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala
penting yang harus diatasi dalam peningkatan produksi padi. Penurunan hasil
padi akibat gulma berkisar antara 6-87 %. Data yang lebih rinci penurunan hasil
padi secara nasional akibat gangguan gulma 15-42 % untuk padi sawah dan padi
gogo 47-87 % (Pitoyo, 2006).
Pengendalian gulma yang
tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan diperlukan pengetahuan tentang
biologis dari gulma, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma, pengetahuan
mengenai cara gulma berkembangbiak, meyebar dan berinteraksi dengan perubahan
lingkungan dan cara gulma tumbuhpada keadaan yang berbeda-bedasangat penting
untuk diketahui.
Keberhasilan dalam
pengendalian gulma harus didasari dengan pengetahuan yang cukup dan benar dari
sifat biologi gulma tersebut, misalnya a) dengan melakukan identifikasi, b)
mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut c) serta bertanya pada
para pakar atau ahli gulma. Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk
menjajaki kemungkinan cara pengendalian yang tepat (Sukma dan Yakup, 2002).
Hal ini sesuai dengan
apa yang dikemukakan oleh Bangun dan Syam (1989), bahwa untuk lebih menekan
pertumbuhan gulma dengan hasil yang lebih baik, perlu adanya kombinasi berbagai
cara pengendalian yang dikenal dengan pengendalian terpadu yang dapat dilakukan
mulai dari pengolahan tanah, cara bercocok tanam, cara pemupukan, dan pengairan
yang baik serta dilanjutkan dengan pengendalian secara langsung misalnya
pengendalian mekanis, fisis, biologi baru yang terakhir dengan penggunaan zat
kimia.
1.2
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk:
1.
Memenuhi
tugas MK.Teknologi Perlindungan Tanaman III
2. Mengetahui
jenis-jenis gulma yang tumbuh pada tanaman padi sawah
3.
Mengetahui
keanekaragaman dan karakteristik gulma yang ada pada tanaman padi sawah
BAB II
GULMA PADA TANAMAN
2.1 Jenis-Jenis Gulma
Terdapat 33 jenis gulma
yang sering dijumpai tumbuh pada pertanaman padi sawah dengan perincian 10
jenis dari golongan rerumputan, 7 teki-tekian, dan 16 jenis dari golongan gulma
berdaun lebar. Diantaranya yaitu Monochoria
vaginalis, Paspalum distichum, Fimbristylist milliacea, Cyperus difformis,
Scirpus juncoides, Marsilea crenata, Echinochloa crus-galli, Jussiea repens,
Spenochlea zeylanica, dan Cyperus
iria.
2.2
Gulma Dominan
Gulma yang dominan adalah
Frimbristylis
miliaceae (Cyperaceae), disusul Echinochloa
crusgalli (Gramineae). Terjadinya pendominasian oleh gulma yang
tergolong ke dalam teki-tekian dikarenakan, gulma tekian tidak hanya berkembang
biak dengan biji saja, tetapi dapat juga berkembang biak dengan umbinya. Hal
ini menyebabkan peluang tekian untuk tumbuh dan mendominasi persaingan lebih
besar. Seperti yang dikemukakan oleh Bangun (1996) bahwa cara
perkembangbiakan yang komplek (rhizoma, umbi, biji) merupakan faktor utama
penyebab dominannya gulma dari golongan tekian. Moenandir (1988), menambahkan
bahwa tumbuhan yang mempunyai stolon, rhizoma akan lebih cepat berkembang,biak
dan akan mempunyai sifat sebagai pesaing yang sangat kuat dikarenakan tumbuhan
ini bersifat cepat menyerap faktor tumbuh untuk pertumbuhannya.
Terjadi pendominasian
oleh tekian dimungkinkan juga karena biji tekian yang tertinggal di lahan dapat
bertahan diri terhadap genangan air pada saat pengelolaan tanah. Hasanuddin
(1989) melaporkan bahwa gulma mempunyai daya adaptasi yang tinggi atau
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dan tetap hidup pada lingkungan
yang tidak menguntungkan.
Selain itu
pendominasian gulma F. miliaceae di
lahan persawahan tiap-tiap desa di Kecamatan Samatiga dimungkinkan juga karena
F. miliaceae merupakan gulma yang proses tumbuhnya secara berumpun dan rapat
sehingga peluang zat allelopati yang dikeluarkan lebih banyak dari pada gulma
lain. Kualitas dan kuantitas senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma
dipengaruhi oleh kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma serta kecepatan
tumbuh gulma tersebut.
Terjadi pendominasian
oleh Echinochloa crusgalli
dikarenakan gulma ini susah untuk dibedakan pada saat penyiangan. Ini
disebabkan, pada waktu pertumbuhan awal gulma ini persis mirip dengan tanaman
padi, akibatnya gulma ini seringkali tertinggal hingga menyebabkan persaingan
tetap ada. Hal senada juga dikemukakan oleh Bangun (1986), bahwa Echinochloa crusgalli merupakan gulma
yang paling kompetitif pada tanaman padi, karena bentuk pertumbuhan awal yang
sama dengan tanaman padi maka gulma ini sulit disiang.
Selain itu, Echinochloa
crusgalli dapat mendominasi lahan persawahan di tiap-tiap desa yang menjadi
sampel dikarenakan Echinochloa crusgalli
merupakan gulma yang mempunyai batang kokoh, tegak, tinggi, dan merupakan salah
satu gulma tahunan yang berkembang biak dengan biji serta mempunyai biji yang
banyak dan dormansi biji yang panjang sehingga mampu bertahan lama di lahan dan
akan tumbuh pada musim tanam berikutnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Madkar (1986) yang mengatakan bahwa biji-biji gulma biasanya banyak
ditemukan di permukaan tanah atau terbenam dalam lumpur yang dangkal maupun di
dalam lumpur yang dalam. Umumnya biji-biji gulma (Echinochloa crusgalli) berasal dari gulma musim lalu yang dorman
dan akan tumbuh pada musim berikutnya.
2.3
golongan Gulma (Morphologi,klasifikasi botanis)
Monochoria
vaginalis merupakan tumbuhan tahunan berdaun lebar, ditemukan
di sawah. Daunnya pada waktu muda berbentuk panjang dan sempit, kemudian
berbentuk lanset, sedangkan yang sudah tua berbentuk bulat telur-bulat
memanjang/ jantung yang mengkilap, bunga berwarna biru keunguan dengan
kedudukan yang berlawanan dengan kedudukan daun. Bunganya biasanya sebanyak 3 –
25, terbuka secara serentak. Perhiasan bunga panjang 11 – 15 cm, tangkai bunga
4 - 25mm, kepala putik yang melengkung. Buah M. vaginalis mempunyai diameter kurang lebih 1 cm. Berkembangbiak
melalui biji. Tempat tumbuhnya di tanah
berawa terutama di sawah-sawah. Sering menghasilkan bobot basah yang lebih
tinggi disawah daripada spesies gulma lain. Namun gulma ini pendek, dan akarnya
hanya dekat permukaan tanah dan tidak dapat bersaing dengan gulma lain untuk
mendapatkan sinar matahari dan hara tanah.
Paspalum
distichum merupakan tumbuhan tahunan, jenis rumput. Ditemukan
di sawah. Karangan bunga bercabang dua, hanya sebelah yang beranak bulir.
Berkembangbiak melalui potongan batang di bawah tanah yang menjalar. Habitat
sepanjang saluran irigasi. Dapat bertahan hidup dalam sawah tergenang, tanah
yang berdrainase buruk, bahkan disawah yang berdrainase baik. Tumbuhan membuat
selapis hamparan akar yang tebal tepat di bawah permkaan, dan ini dapat
menghambat arus air irigasi bila gulma tumbuh sepanjang saluran irigasi.
Frimbristylist
milliacea merupakan tumbuhan setahun, tumbuh berumpun, dengan
tinggi 20 – 60 cm. Batangnya ramping, tidak berbulu-bulu, bersegi empat, dan
tumbuh tegak. Daunnya terdapat di bagian pangkal, bentuk bergaris, menyebar
lateral, tepi luar tipis, panjang sampai 40 cm. Bunganya berkarang dan
bercabang banyak. Anak bulir kecil dan banyak sekali, warna cokelat dengan
punggung berwarna hijau, bentuk bola sampai jorong, dengan ukuran 2 – 5 mm x
1,5 – 2 mm. Buahnya berwarna kuning pucat atau hampir putih, bentuk bulat telur
terbalik. Biasanya terdapat di tempat-tempat basah, berlumpur sampai semi
basah, umumnya terdapat pada lahan sawah.
Cyperus
difformis merupakan tumbuhan tahunan, tumbuh berumpun, 10 –
70 cm. Batangnya berbentuk segitiga licin, agak lunak, menajam pada ujungnya,
sering berwarna agak hijau kekuning-kuningan. Daunnya dalam jumlah yang sedikit
terdapat pada bagian pangkal batang, umumnya lebih pendek dari pada batang
dengan lebar 2 – 8 mm. Bunganya berkarangan terdapat di ujung, umumnya anak
bulir banyak dan membentuk suatu masa yang berbentuk bulat pada ujung cabang.
Mempunyai 2 atau 3 daun pelindung seperti daun yang disebut daun pembalut. Anak
bulir mempunyai ukuran panjang 4 – 8 mm, dan lebar lebih kurang 1 mm. C.
difformis biasanya terdapat di tempat- tempat basah dan berlumpur, terutama di
sawah. Reproduksinya melalui biji. Tumbuhannya dapat menutupi tanah dengan
cepat karena daur kehidupan yang pendek dan produksi biji yang sangat banyak.
Gulma tidak menaungi tanaman padi, tetapi dapat bersaing dalam memperebutkan
air dan hara. Dapat menjadi gulma yang dominan disawah bila herbisida yang digunakan itu efektif terhadap rumput,
tetapi tidak membunuh teki. Gulma tidak tahan terhadap genangan yang dalam, dan
mungkin dapat dikendalikan melalui pengelolaan air.
Echinochloa
crus-galli merupakan tumbuhan setahun, perakarannya dangkal,
tumbuh berumpun, dengan tinggi batang 50 – 150 cm. Batangnya kuat dan kokoh,
tumbuh tegak serta daunnya rata/datar dengan panjang 10 – 20 cm, lebar 0,5 – 1
cm. Bentuk garis meruncing ke arah ujung, yang mula-mula tumbuh tegak kemudian
merunduk, panjang 5 – 21 cm, terdiri dari 5 – 40 cm tandan. Biasanya terbentuk
piramid sempit, warna hijau sampai ungu tua. Bulirnya banyak, anak bulir
panjang 2 – 3,5 mm, berambut. Kepala sarinya mempunyai diameter 0,6 – 0,85 mm.
Buah E. crusgalli disebut caryopsis, berbentuk lonjong, tebal, panjang 2 – 3,5
mm. Biji yang tua berwarna kecoklat-coklatan sampai kehitam-hitaman.
Echinochloa crus-galli terdapat di tempat-tempat basah, kadang-kadang terdapat
juga di tempat setengah basah. Di sawah tumbuh bersama padi, akan tetapi
umumnya lebih tinggi dan berbunga lebih dulu dari pada padi.
Spenochlea
zeylanica merupakan tumbuhan setahun, termasuk kedalam jenis
berdaun lebar. Ditemukan di sawah. Akar berbentuk tali, batang berongga, bunga
putih berbentuk bulir. Berkembang biak melalui biji. Habitatnya sawah yang
selalu tergenagi dan rawa. Tumbuh hamper di tiap tanah basah pada daratan
rendah. Biasa ditemukan dan gawat disawah dan kadang-kadang merupakan masalah
bagi tanaman lain seperti talas.
Cyperus
iria
merupakan tumbuhan setahun, termasuk kedalam jenis teki. Ditemukan di sawah,
dan lading gogorancah. Akar serabut berwarna merah kekuning-kuningan, bunga
terbuka berwarna kekuning-kuningan, daun dibawah bunga lebih panjang daripada
bunganya. Berkembangbiak melalui biji, tiap tumbuhan dapat menghasilkan biji
sampai 5000 butir. Habitatnya di daerah terbuka yang basah, di tanah yang
basah, tanah kering dan lahan gogorancah.
2.4
Karakteristik Gulma Dominan Pada Tanaman Padi sawah
1.
Frimbristylis miliaceae (Cyperaceae) (Panon
munding)
Gulma
golongan teki
Frimbristylis
miliaceae merupakan tumbuhan setahun, tumbuh berumpun, dengan
tinggi 20 – 60 cm. Batangnya ramping, tidak berbulu-bulu, bersegi empat, dan
tumbuh tegak. Daunnya terdapat di bagian pangkal, bentuk bergaris, menyebar
lateral, tepi luar tipis, panjang sampai 40 cm. Bunganya berkarang dan
bercabang banyak. Anak bulir kecil dan banyak sekali, warna cokelat dengan
punggung berwarna hijau, bentuk bola sampai jorong, dengan ukuran 2 – 5 mm x
1,5 – 2 mm. Buahnya berwarna kuning pucat atau hampir putih, bentuk bulat telur
terbalik. Biasanya terdapat di tempat-tempat basah, berlumpur sampai semi
basah, umumnya terdapat pada lahan sawah.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Ordo : PoalesFamili : Cyperiaceae
Genus : Fimbristylis
Spesies : Fimbristylis miliacea
Deskripsi
Morfologi
Tanaman tahunan, cespitose, 15-50 (-70)
cm,
dasar lunak; rhizomes absen
Batang
: bisa
sama dengan daun dan bisa berbeda
Daun
:
memiliki tinggi 2 / 3 dari tinggi tanaman, tidak ada ligula, pelepah daun lebar
2 mm
Bunga
Inflorescences : anthela kompleks, biasanya membaur,
branched, perluasan ke atas, kali luassepanjang; scapes semampai, angularly
berjalur dan / atau yang dikompresi distally, 1-1,5 mm lebar atautebal, Bunga
terdiri dari stamens 1-2 , putik 3Fimbristylis miliacea lain adalah rumput yang
luas penyebarannya di Asia terutama pada tanaman padi
Buah
: ukuran
1mm
Habitat
: Perladangan
padi , daerah dengan ketinggianlebih dari 300 m
Penyebaran
: Didaerah
Negara beriklim tropis
Pengendalian
: Dapat
secara kultur teknis, manual , kimia , dan metode biologi
2.
Echinochloa crusgalli (Gramineae) (Jajagoan)
Echinochloa crusgalli
dikenal dengan nama barnyard grass (Inggris), jajagoan (Sunda), jawan (Jawa),
orang Aceh menyebutnya dengan ikue tupee dan bahasa setempat dikenal dengan
nama naleung saddam huseen. Gulma ini merupakan tumbuhan setahun, perakarannya
dangkal, tumbuh berumpun, dengan tinggi batang 50 – 150 cm. Batangnya kuat dan
kokoh, tumbuh tegak serta daunnya rata/datar dengan panjang 10 – 20 cm, lebar
0,5 – 1 cm. Bentuk garis meruncing ke arah ujung, yang mula-mula tumbuh tegak
kemudian merunduk, panjang 5 – 21 cm, terdiri dari 5 – 40 cm tandan. Biasanya
terbentuk piramid sempit, warna hijau sampai ungu tua. Bulirnya banyak, anak
bulir panjang 2 – 3,5 mm, berambut. Kepala sarinya mempunyai diameter 0,6 –
0,85 mm. Buah E. crusgalli disebut caryopsis, berbentuk lonjong, tebal, panjang
2 – 3,5 mm. Biji yang tua berwarna kecoklat-coklatan sampai kehitam-hitaman.
Echinochloa crusgalli
terdapat di tempat-tempat basah, kadang-kadang terdapat juga di tempat setengah
basah. Di sawah tumbuh bersama padi, akan tetapi umumnya lebih tinggi dan
berbunga lebih dulu dari pada padi
BAB III
MASALAH GULMA PADA TANAMAN PADI SAWAH
Padi sawah merupakan salah satu sumber pangan
terpenting bagi masyarakat Indonesia, sehingga ketersediaan pangan khususnya
beras bagi masyarakat harus selalu terjamin.
Masalah yang paling besar dihadapi
oleh para petani dalam membudidayakan padi sawah adalah gulma. Gulma dapat
menyebabkan penurunan hasil dan kualitas dari suatu pertanian padi sawah. Gulma
yang ada di padi sawah akan merebut unsur hara di dalam tanah yang seharusnya
untuk pertumbuhan tanaman padi sawah. Sehingga pertumbuhan dari padi swah akan
terganggu dan hasil dari pertanian padi sawah tidak baik atau rendah baik
secara kualitas maupun uantitas.
Hubungan Gulma dengan OPT
Keberadaan gulma di
lahan pertanian ini sering menimbulkan masalah-masalah. Masalah-masalah yang
ditimbulkan adalah sebagai baerikut.
- Terjadinya kompetisi dengan
tanaman yang dibudidayakan
dalam hal penyerapan unsur hara dalam tanah, penangkapan cahaya,
penyerapan air, dan ruang tumbuh.
- Sebagai
inang ataupun tempat
berlindung hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan
hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan
baik.
- Sebagian besar tumbuhan gulma bersifat
alleopati dapat
mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin, berupa senyawa kimia yang dapat
mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya.
- Mempersulit pekerjaan diwaktu panen
maupun pada saat pemupukan.
- Dapat menurunkan kualitas hasil
produksi dari tanaman budidaya, misalnya
dengan tercampurnya biji-biji dari
gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya.
Penurunan hasil
produksi tanaman ini, tidak hanya disebabkan oleh gulma melainkan oleh hama dan
penyakit pula. Keberadaan gulma disekitar pertanaman tersebut dapat menjadi
inang bagi para hama dan penyakit. Penyakit yang dibawa oleh vektor lalu
hinggap pada tanaman tersebut dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah produksi
drai tanaman tersebut.
Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yossy Feryanti Sitompol pada tahun 2003,
terdapat nematoda yang hidup pada gulma tersebut. Nematode tersebut berasal
dari genus Hirschmaniella. Nematoda
tersebut hidup sebagai parasit utama tanaman padi yang hidup pada tanaman
gulma. Nematode tersebut dapat hidup pada tanaman gulma khususnya pada daerah
perakaran. Dengan keberadaan gulma yang menjadi inang bagi para OPT ini sangat
merugikan para petani. Hal ini dikarenakan dapat mengurangi hasil produksi
pertanian.
Sama halnya pada padi, gulma
yang berada disekitar tanaman tersebut juga dapat dimenjadi inang bagi hama dan
penyakit dan dapat juga berguna untuk inang predator hama dan penyakit. Gulma-gulma
tersebut adalah
1.
Frimbristylis
miliaceae
Frimbristylis miliaceae
dari segi pengedalian hama tergolong gulma yang memiliki sifat yang baik dimana
gulma tersebut menjadi inang bagi Anaxipha
longipennis Serville. Anaxipha longipennis Serville adalah salah satu
predator yang efektif untuk telur Lepidoptera dan nimfa wereng padi. Anaxipha
longipennis Serville mempunyai semiochemical untuk mengatur oviposisi serangga. Semiochemical
adalah senyawa kimia yang dapat membantu serangga mendapatkan lokasi
inang atau mangsa bagi parasitoid atau predator, yang dihasilkan oleh inang
atau mangsa, ataupun oleh tumbuhan di mana mereka tinggal.
Frimbristylis miliaceae selain
berguna sebagai inang bagi predator Anaxipha
longipennis Serville, gulma ini juga dapat menjadi sumber inokulum bagi Rice
Tungro Spherical Virus
(RTSV). Penyebaran virus ini dapat melalui vektor wereng hijau.
2.
Monochoria
vaginalis
Monochoria vaginalis adalah gulma yang menjadi inang bagi pertumbuhan
hama wereng hijau. Wereng tersebut dapat menjadi viktor bagi virus Tungro.
3.
Paspalum
distichum
Sama halnya seperti gulma yang telah
disebutkan di atas, gulma Paspalum distichum juga merupakan gulma yang
menjadi inang bagi wereng hijau. Wereng hijau tersebut juga menjadi vector bagi
virus tungro.
4.
Echinochloa
crusgalli
Echinochloa crusgalli adalah gulma yang merupakan inang bagi hama
penggerek batang padi (Tryphoriza innotata). Selain itu, gulma ini juga
merupakan inang bagi Acrocylindricum oryzae,
Corticium sasakii, dan Rhynchosporium oryzae.
5.
Cyperus
iria
Cyperus iria sama halnya seperti Frimbristylis
miliaceae dari
segi pengedalian hama tergolong gulma yang memiliki sifat yang baik dimana
gulma tersebut menjadi inang bagi Anaxipha
longipennis Serville. Anaxipha longipennis Serville adalah salah satu
predator yang efektif untuk telur lepidoptera dan nimfa wereng padi. Anaxipha
longipennis Serville mempunyai semiochemical untuk mengatur oviposisi serangga.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di
sekitar tanaman yang dibudidayakan atau tanaman lain yang tumbuh bersama
dengan tanaman yang diusahakan.
2. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras
baik kualitas dan kuantitas adalah gangguan gulma.
3. Gulma yang paling dominan di tanaman
padi sawah yaitu Frimbristylis
miliaceae (Cyperaceae), disusul Echinochloa crusgalli (Gramineae).
4. Terjadinya
pendominasian oleh gulma yang tergolong ke dalam teki-tekian dikarenakan, gulma
tekian tidak hanya berkembang biak dengan biji saja, tetapi dapat juga
berkembang biak dengan umbinya. Hal ini menyebabkan peluang tekian untuk tumbuh
dan mendominasi persaingan lebih besar.
5.
Gulma
yang berada disekitar tanaman dapat dimenjadi inang bagi hama dan penyakit dan
dapat juga berguna untuk inang predator hama dan penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Penyakit
Tungro Pada Padi. http://abumutsanna.files.wordpress.com/.
Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Bangu, P dan M. Syam. 1989. Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi. Badan Penelitian Tanaman
Pangan. Bogor.
Faisal
dan Fausiah T. Ladja. 2010. Tungro : Permasalahan
dan Strategi Pengendalian. http://www.peipfi-komdasulsel.org/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Karindah, Sri, dkk. 2011. Ketertarikan Anaxipha longipennis Serville
(Orthoptera: Gryllidae) terhadap Beberapa Jenis Gulma di Sawah sebagai Tempat
Bertelur. http://peipusat.org/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Kastono, Dody. - . Arti, Peran, Sifat, dan Klasifikasi Gulma. http://elisa1.ugm.ac.id/files/.
Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Pitoyo, J. 2006. Mesin
Penyiang Gulma Padi Sawah Bermotor. Sinar Tani.Edisi 5-11 Juli 2006.
http://www.pustaka-deptan.go.id. Akses tanggal 8 Maret 2012
Sadsoeitoeboen,
M.J, dkk. - . Jenis-jenis Gulma Pada Padi
Sawah di Daerah Transmigrasi Prafi, Manokwari. http://jurnalnatural.files.wordpress.com/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Sukamto. 2007. Babadotan
(Ageratum conyzoides) Tanaman Multi Fungsi. http://balittro.litbang.deptan.go.id/.
Diakses Tanggal 10 Maret 2012.
Sukma, Y dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
makasih abang atas blog nya..membantu tugas ku..
BalasHapus