..

Senin, 09 April 2012

JENIS DAN KARAKTER GULMA SERTA MASALAH YANG DITIMBULKAN PADA TANAMAN PADI SAWAH

JENIS DAN KARAKTER GULMA SERTA MASALAH YANG DITIMBULKAN PADA TANAMAN PADI SAWAH
(Jurnal)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, sehingga ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu terjamin. Dengan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat, maka masyarakat akan memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan dalam pembangunaan.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas dan kuantitas adalah gangguan gulma. Gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala penting yang harus diatasi dalam peningkatan produksi padi. Penurunan hasil padi akibat gulma berkisar antara 6-87 %. Data yang lebih rinci penurunan hasil padi secara nasional akibat gangguan gulma 15-42 % untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 % (Pitoyo, 2006).
Pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan diperlukan pengetahuan tentang biologis dari gulma, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma, pengetahuan mengenai cara gulma berkembangbiak, meyebar dan berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan cara gulma tumbuhpada keadaan yang berbeda-bedasangat penting untuk diketahui.
Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan pengetahuan yang cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut, misalnya a) dengan melakukan identifikasi, b) mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut c) serta bertanya pada para pakar atau ahli gulma. Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki kemungkinan cara pengendalian yang tepat (Sukma dan Yakup, 2002).
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bangun dan Syam (1989), bahwa untuk lebih menekan pertumbuhan gulma dengan hasil yang lebih baik, perlu adanya kombinasi berbagai cara pengendalian yang dikenal dengan pengendalian terpadu yang dapat dilakukan mulai dari pengolahan tanah, cara bercocok tanam, cara pemupukan, dan pengairan yang baik serta dilanjutkan dengan pengendalian secara langsung misalnya pengendalian mekanis, fisis, biologi baru yang terakhir dengan penggunaan zat kimia.
1.2   Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk:
1.      Memenuhi tugas MK.Teknologi Perlindungan Tanaman III
2.      Mengetahui jenis-jenis gulma yang tumbuh pada tanaman padi sawah
3.      Mengetahui keanekaragaman dan karakteristik gulma yang ada pada tanaman padi sawah


  


BAB II
GULMA PADA TANAMAN

2.1 Jenis-Jenis Gulma
Terdapat 33 jenis gulma yang sering dijumpai tumbuh pada pertanaman padi sawah dengan perincian 10 jenis dari golongan rerumputan, 7 teki-tekian, dan 16 jenis dari golongan gulma berdaun lebar. Diantaranya yaitu Monochoria vaginalis, Paspalum distichum, Fimbristylist milliacea, Cyperus difformis, Scirpus juncoides, Marsilea crenata, Echinochloa crus-galli, Jussiea repens, Spenochlea zeylanica, dan Cyperus iria.

2.2 Gulma Dominan
Gulma yang dominan adalah Frimbristylis miliaceae (Cyperaceae), disusul Echinochloa crusgalli (Gramineae). Terjadinya pendominasian oleh gulma yang tergolong ke dalam teki-tekian dikarenakan, gulma tekian tidak hanya berkembang biak dengan biji saja, tetapi dapat juga berkembang biak dengan umbinya. Hal ini menyebabkan peluang tekian untuk tumbuh dan mendominasi persaingan lebih besar. Seperti yang dikemukakan oleh Bangun (1996) bahwa cara perkembangbiakan yang komplek (rhizoma, umbi, biji) merupakan faktor utama penyebab dominannya gulma dari golongan tekian. Moenandir (1988), menambahkan bahwa tumbuhan yang mempunyai stolon, rhizoma akan lebih cepat berkembang,biak dan akan mempunyai sifat sebagai pesaing yang sangat kuat dikarenakan tumbuhan ini bersifat cepat menyerap faktor tumbuh untuk pertumbuhannya.
Terjadi pendominasian oleh tekian dimungkinkan juga karena biji tekian yang tertinggal di lahan dapat bertahan diri terhadap genangan air pada saat pengelolaan tanah. Hasanuddin (1989) melaporkan bahwa gulma mempunyai daya adaptasi yang tinggi atau mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dan tetap hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Selain itu pendominasian gulma F. miliaceae di lahan persawahan tiap-tiap desa di Kecamatan Samatiga dimungkinkan juga karena F. miliaceae merupakan gulma yang proses tumbuhnya secara berumpun dan rapat sehingga peluang zat allelopati yang dikeluarkan lebih banyak dari pada gulma lain. Kualitas dan kuantitas senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma dipengaruhi oleh kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma serta kecepatan tumbuh gulma tersebut.
Terjadi pendominasian oleh Echinochloa crusgalli dikarenakan gulma ini susah untuk dibedakan pada saat penyiangan. Ini disebabkan, pada waktu pertumbuhan awal gulma ini persis mirip dengan tanaman padi, akibatnya gulma ini seringkali tertinggal hingga menyebabkan persaingan tetap ada. Hal senada juga dikemukakan oleh Bangun (1986), bahwa Echinochloa crusgalli merupakan gulma yang paling kompetitif pada tanaman padi, karena bentuk pertumbuhan awal yang sama dengan tanaman padi maka gulma ini sulit disiang.
Selain itu, Echinochloa crusgalli dapat mendominasi lahan persawahan di tiap-tiap desa yang menjadi sampel dikarenakan Echinochloa crusgalli merupakan gulma yang mempunyai batang kokoh, tegak, tinggi, dan merupakan salah satu gulma tahunan yang berkembang biak dengan biji serta mempunyai biji yang banyak dan dormansi biji yang panjang sehingga mampu bertahan lama di lahan dan akan tumbuh pada musim tanam berikutnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Madkar (1986) yang mengatakan bahwa biji-biji gulma biasanya banyak ditemukan di permukaan tanah atau terbenam dalam lumpur yang dangkal maupun di dalam lumpur yang dalam. Umumnya biji-biji gulma (Echinochloa crusgalli) berasal dari gulma musim lalu yang dorman dan akan tumbuh pada musim berikutnya.

2.3 golongan Gulma (Morphologi,klasifikasi botanis)
Monochoria vaginalis merupakan tumbuhan tahunan berdaun lebar, ditemukan di sawah. Daunnya pada waktu muda berbentuk panjang dan sempit, kemudian berbentuk lanset, sedangkan yang sudah tua berbentuk bulat telur-bulat memanjang/ jantung yang mengkilap, bunga berwarna biru keunguan dengan kedudukan yang berlawanan dengan kedudukan daun. Bunganya biasanya sebanyak 3 – 25, terbuka secara serentak. Perhiasan bunga panjang 11 – 15 cm, tangkai bunga 4 - 25mm, kepala putik yang melengkung. Buah M. vaginalis mempunyai diameter kurang lebih 1 cm. Berkembangbiak melalui biji.  Tempat tumbuhnya di tanah berawa terutama di sawah-sawah. Sering menghasilkan bobot basah yang lebih tinggi disawah daripada spesies gulma lain. Namun gulma ini pendek, dan akarnya hanya dekat permukaan tanah dan tidak dapat bersaing dengan gulma lain untuk mendapatkan sinar matahari dan hara tanah.
Paspalum distichum merupakan tumbuhan tahunan, jenis rumput. Ditemukan di sawah. Karangan bunga bercabang dua, hanya sebelah yang beranak bulir. Berkembangbiak melalui potongan batang di bawah tanah yang menjalar. Habitat sepanjang saluran irigasi. Dapat bertahan hidup dalam sawah tergenang, tanah yang berdrainase buruk, bahkan disawah yang berdrainase baik. Tumbuhan membuat selapis hamparan akar yang tebal tepat di bawah permkaan, dan ini dapat menghambat arus air irigasi bila gulma tumbuh sepanjang saluran irigasi.
Frimbristylist milliacea merupakan tumbuhan setahun, tumbuh berumpun, dengan tinggi 20 – 60 cm. Batangnya ramping, tidak berbulu-bulu, bersegi empat, dan tumbuh tegak. Daunnya terdapat di bagian pangkal, bentuk bergaris, menyebar lateral, tepi luar tipis, panjang sampai 40 cm. Bunganya berkarang dan bercabang banyak. Anak bulir kecil dan banyak sekali, warna cokelat dengan punggung berwarna hijau, bentuk bola sampai jorong, dengan ukuran 2 – 5 mm x 1,5 – 2 mm. Buahnya berwarna kuning pucat atau hampir putih, bentuk bulat telur terbalik. Biasanya terdapat di tempat-tempat basah, berlumpur sampai semi basah, umumnya terdapat pada lahan sawah.
Cyperus difformis merupakan tumbuhan tahunan, tumbuh berumpun, 10 – 70 cm. Batangnya berbentuk segitiga licin, agak lunak, menajam pada ujungnya, sering berwarna agak hijau kekuning-kuningan. Daunnya dalam jumlah yang sedikit terdapat pada bagian pangkal batang, umumnya lebih pendek dari pada batang dengan lebar 2 – 8 mm. Bunganya berkarangan terdapat di ujung, umumnya anak bulir banyak dan membentuk suatu masa yang berbentuk bulat pada ujung cabang. Mempunyai 2 atau 3 daun pelindung seperti daun yang disebut daun pembalut. Anak bulir mempunyai ukuran panjang 4 – 8 mm, dan lebar lebih kurang 1 mm. C. difformis biasanya terdapat di tempat- tempat basah dan berlumpur, terutama di sawah. Reproduksinya melalui biji. Tumbuhannya dapat menutupi tanah dengan cepat karena daur kehidupan yang pendek dan produksi biji yang sangat banyak. Gulma tidak menaungi tanaman padi, tetapi dapat bersaing dalam memperebutkan air dan hara. Dapat menjadi gulma yang dominan disawah bila herbisida  yang digunakan itu efektif terhadap rumput, tetapi tidak membunuh teki. Gulma tidak tahan terhadap genangan yang dalam, dan mungkin dapat dikendalikan melalui pengelolaan air.
Echinochloa crus-galli merupakan tumbuhan setahun, perakarannya dangkal, tumbuh berumpun, dengan tinggi batang 50 – 150 cm. Batangnya kuat dan kokoh, tumbuh tegak serta daunnya rata/datar dengan panjang 10 – 20 cm, lebar 0,5 – 1 cm. Bentuk garis meruncing ke arah ujung, yang mula-mula tumbuh tegak kemudian merunduk, panjang 5 – 21 cm, terdiri dari 5 – 40 cm tandan. Biasanya terbentuk piramid sempit, warna hijau sampai ungu tua. Bulirnya banyak, anak bulir panjang 2 – 3,5 mm, berambut. Kepala sarinya mempunyai diameter 0,6 – 0,85 mm. Buah E. crusgalli disebut caryopsis, berbentuk lonjong, tebal, panjang 2 – 3,5 mm. Biji yang tua berwarna kecoklat-coklatan sampai kehitam-hitaman. Echinochloa crus-galli terdapat di tempat-tempat basah, kadang-kadang terdapat juga di tempat setengah basah. Di sawah tumbuh bersama padi, akan tetapi umumnya lebih tinggi dan berbunga lebih dulu dari pada padi.
Spenochlea zeylanica merupakan tumbuhan setahun, termasuk kedalam jenis berdaun lebar. Ditemukan di sawah. Akar berbentuk tali, batang berongga, bunga putih berbentuk bulir. Berkembang biak melalui biji. Habitatnya sawah yang selalu tergenagi dan rawa. Tumbuh hamper di tiap tanah basah pada daratan rendah. Biasa ditemukan dan gawat disawah dan kadang-kadang merupakan masalah bagi tanaman lain seperti talas.
Cyperus iria merupakan tumbuhan setahun, termasuk kedalam jenis teki. Ditemukan di sawah, dan lading gogorancah. Akar serabut berwarna merah kekuning-kuningan, bunga terbuka berwarna kekuning-kuningan, daun dibawah bunga lebih panjang daripada bunganya. Berkembangbiak melalui biji, tiap tumbuhan dapat menghasilkan biji sampai 5000 butir. Habitatnya di daerah terbuka yang basah, di tanah yang basah, tanah kering dan lahan gogorancah.



2.4 Karakteristik Gulma Dominan Pada Tanaman Padi sawah
1.      Frimbristylis miliaceae (Cyperaceae) (Panon munding)
Gulma golongan teki
Frimbristylis miliaceae merupakan tumbuhan setahun, tumbuh berumpun, dengan tinggi 20 – 60 cm. Batangnya ramping, tidak berbulu-bulu, bersegi empat, dan tumbuh tegak. Daunnya terdapat di bagian pangkal, bentuk bergaris, menyebar lateral, tepi luar tipis, panjang sampai 40 cm. Bunganya berkarang dan bercabang banyak. Anak bulir kecil dan banyak sekali, warna cokelat dengan punggung berwarna hijau, bentuk bola sampai jorong, dengan ukuran 2 – 5 mm x 1,5 – 2 mm. Buahnya berwarna kuning pucat atau hampir putih, bentuk bulat telur terbalik. Biasanya terdapat di tempat-tempat basah, berlumpur sampai semi basah, umumnya terdapat pada lahan sawah.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Ordo : PoalesFamili : Cyperiaceae
Genus : Fimbristylis
Spesies : Fimbristylis miliacea
Deskripsi Morfologi
Tanaman tahunan, cespitose, 15-50 (-70) cm,
dasar lunak; rhizomes absen
Batang : bisa sama dengan daun dan bisa berbeda
Daun : memiliki tinggi 2 / 3 dari tinggi tanaman, tidak ada ligula, pelepah daun lebar 2 mm
Bunga Inflorescences : anthela kompleks, biasanya membaur, branched, perluasan ke atas, kali luassepanjang; scapes semampai, angularly berjalur dan / atau yang dikompresi distally, 1-1,5 mm lebar atautebal, Bunga terdiri dari stamens 1-2 , putik 3Fimbristylis miliacea lain adalah rumput yang luas penyebarannya di Asia terutama pada tanaman padi
Buah : ukuran 1mm
Habitat : Perladangan padi , daerah dengan ketinggianlebih dari 300 m
Penyebaran : Didaerah Negara beriklim tropis
Pengendalian : Dapat secara kultur teknis, manual , kimia , dan metode biologi
                                        
2.      Echinochloa crusgalli (Gramineae) (Jajagoan)
Echinochloa crusgalli dikenal dengan nama barnyard grass (Inggris), jajagoan (Sunda), jawan (Jawa), orang Aceh menyebutnya dengan ikue tupee dan bahasa setempat dikenal dengan nama naleung saddam huseen. Gulma ini merupakan tumbuhan setahun, perakarannya dangkal, tumbuh berumpun, dengan tinggi batang 50 – 150 cm. Batangnya kuat dan kokoh, tumbuh tegak serta daunnya rata/datar dengan panjang 10 – 20 cm, lebar 0,5 – 1 cm. Bentuk garis meruncing ke arah ujung, yang mula-mula tumbuh tegak kemudian merunduk, panjang 5 – 21 cm, terdiri dari 5 – 40 cm tandan. Biasanya terbentuk piramid sempit, warna hijau sampai ungu tua. Bulirnya banyak, anak bulir panjang 2 – 3,5 mm, berambut. Kepala sarinya mempunyai diameter 0,6 – 0,85 mm. Buah E. crusgalli disebut caryopsis, berbentuk lonjong, tebal, panjang 2 – 3,5 mm. Biji yang tua berwarna kecoklat-coklatan sampai kehitam-hitaman.
Echinochloa crusgalli terdapat di tempat-tempat basah, kadang-kadang terdapat juga di tempat setengah basah. Di sawah tumbuh bersama padi, akan tetapi umumnya lebih tinggi dan berbunga lebih dulu dari pada padi




BAB III
MASALAH GULMA PADA TANAMAN PADI SAWAH

            Padi sawah merupakan salah satu sumber pangan terpenting bagi masyarakat Indonesia, sehingga ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu terjamin.
            Masalah yang paling besar dihadapi oleh para petani dalam membudidayakan padi sawah adalah gulma. Gulma dapat menyebabkan penurunan hasil dan kualitas dari suatu pertanian padi sawah. Gulma yang ada di padi sawah akan merebut unsur hara di dalam tanah yang seharusnya untuk pertumbuhan tanaman padi sawah. Sehingga pertumbuhan dari padi swah akan terganggu dan hasil dari pertanian padi sawah tidak baik atau rendah baik secara kualitas maupun uantitas.

Hubungan Gulma dengan OPT

Keberadaan gulma di lahan pertanian ini sering menimbulkan masalah-masalah. Masalah-masalah yang ditimbulkan adalah sebagai baerikut.
  1. Terjadinya kompetisi dengan tanaman yang dibudidayakan dalam hal penyerapan unsur hara dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air, dan ruang tumbuh.
  2. Sebagai inang ataupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik.
  3. Sebagian besar tumbuhan gulma bersifat alleopati dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin, berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya.
  4. Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
  5. Dapat menurunkan kualitas hasil produksi dari tanaman budidaya, misalnya dengan tercampurnya  biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya.
Penurunan hasil produksi tanaman ini, tidak hanya disebabkan oleh gulma melainkan oleh hama dan penyakit pula. Keberadaan gulma disekitar pertanaman tersebut dapat menjadi inang bagi para hama dan penyakit. Penyakit yang dibawa oleh vektor lalu hinggap pada tanaman tersebut dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah produksi drai tanaman tersebut.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yossy Feryanti Sitompol pada tahun 2003, terdapat nematoda yang hidup pada gulma tersebut. Nematode tersebut berasal dari genus Hirschmaniella. Nematoda tersebut hidup sebagai parasit utama tanaman padi yang hidup pada tanaman gulma. Nematode tersebut dapat hidup pada tanaman gulma khususnya pada daerah perakaran. Dengan keberadaan gulma yang menjadi inang bagi para OPT ini sangat merugikan para petani. Hal ini dikarenakan dapat mengurangi hasil produksi pertanian.
1.      Frimbristylis miliaceae
Frimbristylis miliaceae dari segi pengedalian hama tergolong gulma yang memiliki sifat yang baik dimana gulma tersebut menjadi inang bagi Anaxipha longipennis Serville. Anaxipha longipennis Serville adalah salah satu predator yang efektif untuk telur Lepidoptera dan nimfa wereng padi. Anaxipha longipennis Serville mempunyai semiochemical untuk mengatur oviposisi serangga. Semiochemical adalah senyawa kimia yang dapat membantu serangga mendapatkan lokasi inang atau mangsa bagi parasitoid atau predator, yang dihasilkan oleh inang atau mangsa, ataupun oleh tumbuhan di mana mereka tinggal.
Frimbristylis miliaceae selain berguna sebagai inang bagi predator Anaxipha longipennis Serville, gulma ini juga dapat menjadi sumber inokulum bagi Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Penyebaran virus ini dapat melalui vektor wereng hijau.
2.      Monochoria vaginalis
Monochoria vaginalis adalah gulma yang menjadi inang bagi pertumbuhan hama wereng hijau. Wereng tersebut dapat menjadi viktor bagi virus Tungro.
3.      Paspalum distichum
Sama halnya seperti gulma yang telah disebutkan di atas, gulma Paspalum distichum juga merupakan gulma yang menjadi inang bagi wereng hijau. Wereng hijau tersebut juga menjadi vector bagi virus tungro.
4.      Echinochloa crusgalli
Echinochloa crusgalli adalah gulma yang merupakan inang bagi hama penggerek batang padi (Tryphoriza innotata). Selain itu, gulma ini juga merupakan inang bagi Acrocylindricum oryzae, Corticium sasakii, dan Rhynchosporium oryzae.
5.      Cyperus iria
Cyperus iria sama halnya seperti Frimbristylis miliaceae dari segi pengedalian hama tergolong gulma yang memiliki sifat yang baik dimana gulma tersebut menjadi inang bagi Anaxipha longipennis Serville. Anaxipha longipennis Serville adalah salah satu predator yang efektif untuk telur lepidoptera dan nimfa wereng padi. Anaxipha longipennis Serville mempunyai semiochemical untuk mengatur oviposisi serangga.




BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan atau  tanaman lain yang tumbuh bersama dengan tanaman yang diusahakan.
2.       Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas dan kuantitas adalah gangguan gulma.
3.       Gulma yang paling dominan di tanaman padi sawah yaitu Frimbristylis miliaceae (Cyperaceae), disusul Echinochloa crusgalli (Gramineae).
4.      Terjadinya pendominasian oleh gulma yang tergolong ke dalam teki-tekian dikarenakan, gulma tekian tidak hanya berkembang biak dengan biji saja, tetapi dapat juga berkembang biak dengan umbinya. Hal ini menyebabkan peluang tekian untuk tumbuh dan mendominasi persaingan lebih besar.
5.       Gulma yang berada disekitar tanaman dapat dimenjadi inang bagi hama dan penyakit dan dapat juga berguna untuk inang predator hama dan penyakit.











DAFTAR PUSTAKA

Anonim. - . Bab I Pendahuluan. http://repository.ipb.ac.id/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Anonim. 2008. Penyakit Tungro Pada Padi. http://abumutsanna.files.wordpress.com/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Anonim. - . Bab IV Gulma Tanaman. http://fp.uns.ac.id/.  Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Anonim. - . Pendahuluan. http://repository.ipb.ac.id/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Anonim. - . http://repository.ipb.ac.id/. Diakses tanggal 8 Maret 2012.
Bangu, P dan M. Syam. 1989. Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi. Badan Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.
Faisal dan Fausiah T. Ladja. 2010. Tungro : Permasalahan dan Strategi Pengendalian. http://www.peipfi-komdasulsel.org/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Karindah, Sri, dkk. 2011. Ketertarikan Anaxipha longipennis Serville (Orthoptera: Gryllidae) terhadap Beberapa Jenis Gulma di Sawah sebagai Tempat Bertelur. http://peipusat.org/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Kastono, Dody. - . Arti, Peran, Sifat, dan Klasifikasi Gulma. http://elisa1.ugm.ac.id/files/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Pitoyo, J. 2006. Mesin Penyiang Gulma Padi Sawah Bermotor. Sinar Tani.Edisi 5-11 Juli 2006. http://www.pustaka-deptan.go.id. Akses tanggal 8 Maret 2012
Sadsoeitoeboen, M.J, dkk. - . Jenis-jenis Gulma Pada Padi Sawah di Daerah Transmigrasi Prafi, Manokwari. http://jurnalnatural.files.wordpress.com/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Sukamto. 2007. Babadotan (Ageratum conyzoides) Tanaman Multi Fungsi. http://balittro.litbang.deptan.go.id/. Diakses Tanggal 10 Maret 2012.
Sukma, Y dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

1 komentar: